Insiasi Disnakertrans Subang Minimalisir Pengangguran, Lulusan SMK Akan Magang di Jepang

Insiasi Disnakertrans Subang Minimalisir Pengangguran, Lulusan SMK Akan Magang di Jepang
YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES PROGRAM MAGANG: Kepala Disnakertrans Subang didampingi Kepala Bidang Lattas menjelaskan program pemagangan dan SSW.
0 Komentar

SUBANG-Pemerintah Daerah Kabupaten Subang melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) memiliki solusi guna meminimalisir pengangguran. Pasalnya, angka pengangguran di Kabupaten Subang khususnya tenaga kerja laki-laki masih tinggi.

Disnakertrans Kabupaten Subang berencana memagangkan warga Subang yang lulusan SMK di Negara Jepang, melalui program pemagangan dan program Specified Skilled Worker (SSW). Disamping meminimalsir pengganguran, program tersebut agar warga Subang Go Internasional ketika bekerja di luar negeri.

Kepala Disnakertrans Kabupaten Subang Hj. Yeni Nuraeni mengatakan, pihaknya memagangkan masyarkat Kabupaten Subang, khusunya yang merupakan alumni SMK ke Negara Jepang.

Baca Juga:Jelang Tahapan Pemilu, KPU Subang Dorong Parpol Tertibkan AdministrasiStres Lois

Yeni sudah berkomunikasi dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), terkait adanya program pemagangan tersebut. Ternyata gayung bersambut dari pihak BP2MI dan juga Negara Jepang, sehingga program tersbut bisa terealisasi. “Sebelumnya kita diskusi dulu, ternyata gayung bersambut dengan program pemagangan dan SSW ini,” ujarnya

Dijelaskan Yeni, program pemagangan dan SSW ini merupakan mandiri, bukan dari Kementrian Tenaga Kerja (Kemenaker). Biaya pelatihan harus ditanggung pemerintah daerah melalui APBD nya. Yeni akan berkomunikasi dengan pimpinan daerah, dalam hal ini adalah Bupati Subang, agar kiranya bisa menyiapkan anggaran untuk biaya pelatihan tersebut.

“Untuk pelatihan sendiri, karena bukan program dari Kemenaker maka harus mandiri. Kita coba 50 orang dulu untuk program pemaganggan dan SSW tersebut,” jelasnya.

Program tersebut, kata Yeni, bisa dikatakan perdana jika terealisasi. Masyarakat yang ingin mengikuti program tersebut, nantinya akan dilakukan seleksi terlebih dahulu dan melalui tahapan-tahapan.

“Pastinya di seleksi dahulu. Disamping karena kuota, juga pembiayaan dilakukan oleh mandiri. Itu pun tidak tahu apakah anggaran dari APBD mencukupi atau tidaknya dalam program pelatihan, sebelum diberangkatkan ke Negara Jepang untuk pemagangan,” tuturnya.

Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas (Lattas) Disnakertranas Kabupaten Subang, Udin Saepudin mengatakan, untuk pemaggangan masyarakat Subang ke Negara Jepang ada di tahun-tahun sebelumnya, namun merupakan program dari Kemenaker dengan nol rupiah dari biaya dan anggarannya. “Kalau program pemagangan dan SSW ini terealisasi dengan bantuan dana dari pemerintah daerah melalui APBD, maka ini merupakan hal yang perdana,” ungkapnya.

0 Komentar