Lois pun mau dioperasi. Hasan menandatangani persetujuan suami. Operasi lancar. Lois sehat kembali. “Hanya saja, kalau berhubungan, selalu ada bercak darah,” ujar Hasan.
Awalnya Hasan itu pasien dokter Lois. Keluhan utama Hasan: obesitas. Berat badan Hasan 95 kg. Umur, saat itu, 45 tahun. Tinggi badan 175 cm. Ia duda. Pengusaha properti di Makassar. Ia orang terkenal di Makassar. Ia keponakan pengusaha terkemuka Indonesia di zaman Bung Karno: Abdurrahman Aslam. Sang paman adalah lima naga Indonesia zaman itu. Yang mendapat izin monopoli banyak bidang. Kekayaannya lebih besar dari kelas keluarga Jusuf Kalla sekarang.
Dokter Lois biasa terbang ke mana-mana. Urusan kecantikan dan perawatan badan. Dia memang praktik di dua bidang itu. Di Jakarta.
Baca Juga:Buka Ruang Disabilitas di Tempat Kerja, Pemkab Karawang Bagikan Bantuan Kaki PalsuWarga Karawang Tolak Khilafatul Muslimin
Suatu saat Lois ke Makassar. Banyak pasiennya menunggu di Makassar. Hasan pun bikin janji untuk bertemu.
“Awalnya saya kira dokter Lois itu laki-laki,” ujar Hasan. “Ketika dia datang disertai seorang laki-laki. Saya kira yang laki-laki itu yang bernama Lois,” tambahnya.
Hasan pun diberi sejumlah obat. Ia ikuti semua yang diperintahkan Lois. “Berat badan saya turun tinggal 74 kg,” ujar Hasan. “Dalam waktu tiga bulan,” tambahnya.
Sampai-sampai banyak teman Hasan mengira ia lagi sakit. Pun ibunya. “Sampai Umi saya minta saya ke dokter,” ujar Hasan.
Hasan sendiri merasa tetap sehat. Ia tantang teman-temannya main bulu tangkis. Ia gemar badminton. Teman-temannya pun percaya ia sehat. Hasan juga terus main golf. Tidak pernah ada keluhan dengan penurunan drastis berat badannya.
Awalnya Hasan tidak tahu status perkawinan Lois. Yang ia tahu: Lois tidak pernah bersama suami. “Belakangan saya tahu Lois sudah menjanda,” kata Hasan. Itu sama sekali di luar dugaannya. Hasan tahu Lois itu Dayak. Berarti Kristen. Tidak mungkin janda. Di Kristen hampir tidak ada perceraian. Harus sehidup semati.
Setelah tahu itu, hubungan dokter-pasien pun berubah menjadi sahabat tapi mesra. Lois menjadi dokter cinta. Dalam dua tahun. Perhatian Lois ke Hasan melebihi perhatian seorang dokter pada pasien. “Dia selalu mengingatkan jadwal minum obat saya,” ujar Hasan. Lois ternyata juga sudah lama bercerai.