Akagami Shanks
Loe kheng hong juga mengajarkan analisa fundamental tapi dia sendiri sekali beli (5%), supaya bisa jual tipis-tipis. Lain waktu di markup lagi. Sangat mengispirasi memang ke 2 Low ini. Tidak cuma pintar. Jadi begini saja Dr Low, you bisnis kan cuma ngeruk alam. Skill cuma sekedar bisa ngeruk. Nothing more. Itupun pelakunya para karyawan. Coba alokasi (90%) dari total pendapatan pertahun selama 5 tahun ke apalah, yang bermanfaat ke warga kalimantan. Supaya beda level sedikit dengan pengeruk batu bara lain yang juga pernah jadi komut di perusahaan teknologi itu. Begitukan pak pry (wkwkwk) ?. Ini pak dis mau gantung orang apa gimana iya.
Anwarul Fajri
Beberapa hari cuma bisa ngiler aja baca serial tulisan abah tentang taipan yg tajir melintir. Nek aku wes kadung nesu iso tak dol kabeh pulau kalimantan sak isi isine….. Hahahaha….#sokkuasadanhalu
irud Zombie
Jika 20 tahun lagi batubara habis, negara akan beli barang kemana ya?? Lha ini barang harusnya dijaga utk cadangan strategis nasional. Kyk negara2 besar bgtu. Tapi dasar msh banyak type indown kw mental nya puja puji konglo. Hidup pak DIS, hidup konglo
petteng calemot
Baca Juga:Buka Ruang Disabilitas di Tempat Kerja, Pemkab Karawang Bagikan Bantuan Kaki PalsuWarga Karawang Tolak Khilafatul Muslimin
Banyak komen julid kalo bahas orang kaya. Apalagi yg tdk kuliah.. wkwk. Tapi jangan kecil hati, jangan silau dengan survivorship bias. Yg muncul di berita memang yg sukses saja, padahal secara rata-rata ya tdk spt itu. Banyak orang yg IQ sangat tinggi malah benci sekolah ketika muda. Belum lagi faktor keluarga, lingkungan, keberuntungan dll. Kalau saya justru bersyukur kita dpt orang spt datuk Low. Belum tentu pengusaha murni lokal punya kemampuan dan jaringan spt beliau. Dan perusahaannya Tbk. Semua kewajiban dijalankan. Kucing putih kucing hitam yg penting bisa nangkap tikus. Sama sajalah dengan pemain bola hasil naturalisasi. Malah kebalikannya dapat bayaran besar dari pajak kita. Dan nasibnya baik; gak ada yg julid haha
Pryadi Satriana
Abah itu “merasa” orang NU. Dari keluarga yg mengelola pondok pesantren. Tapi, waktu berkunjung ke pesantren Gus Mus, seingat saya nggak ada tuh foto ngobrol bareng Gus Mus. Jangan2 juga malah ndhak ketemu sama Gus Mus. Lha ini ketemu Datuk Low kok keliatan ‘gayeng tenan’. Maklum, pebisnis ketemu pebisnis yg diomongin proyek, cuan, ROI, dsb. Gitu ya, Bah? Uang, uang, dan uang