Wirama

Filsafat Pancasila sila keempat
0 Komentar

Dan wirama hanya bisa hadir dalam suasana pendidikan yang merdeka. Dimana anak-anak terbiasa untuk merasakan dan memelihara kesadaran (kepekaan nurani) dengan memberi kebebasan yang secukupnya. “Merdekakanlah batinnya, pikirannya, dan tenaganya”. Inilah yang menjadi dasar dari sistem pendidikan Taman Siswa-Ki Hajar Dewantoro. Dasar Pendidikan pendidikan Taman Siswa yang unik itu bertujuan untuk membangkitkan Jiwa Anak. Sistem Among yang bertumpu pada sifat hakiki manusia yaitu kodrat alam dan kemerdekaan dimana peran Pamong memegang kunci yang sangat menentukan.

Sayang, yang menjadi amongnya adalah gadget. Pamongnya adalah konten-konten dimedia sosial yang memberikan rangsangan dan adiksi. Kemerdekaan jiwanya direbut  hasrat menjadi viral sebagai pejuang konten, yang kadang tumpul nalar. Keadabannya hilang dengan mengumbar hate speech dan intoleransi. Tumpul nalar melahirkan beku daya kritis. Tumpul daya kritis memajalkan kepekaan hati dan nurani, menganggit ketakberadaban dan ketaksantunan.

Padahal nalar pikir dan nalar nilai (berasal dari agama atau ideologi Pancasila juga kearifan lokal) yang menjadi karakter wirama. Menjadi pemandu untuk menentukan keadaban publik dan keadaban individu. Sekaligus pemandu daya kritis dan kepekaan sosial serta nurani. (*)

OLEH: Kang Marbawi

 

Laman:

1 2
0 Komentar