CIMAHI–Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong beragam upaya kolaborasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) untuk menciptakan lulusan yang akan menciptakan lapangan kerja maupun lulusan siap kerja.
Salah satu upaya tersebut dihelat melalui Gelar Vokasi 2022 bertajuk “Kolaborasi antara Ditjen Diksi dan Industri dan Dunia Kerja dalam mewujudkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia” dilaksanakan mulai tanggal 22 sampai dengan 24 Juni 2022 di Kantor Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI).
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbudristek, Suharti menyampaikan antusias dan optimis terhadap hasil karya dari anak bangsa yang berkualitas dan dapat bersaing dengan industri luar negeri.
Baca Juga:Honorer di Tasikmalaya Siapkan Aksi Besar-besaran, Protes Minimnya Formasi PPPKOknum Guru Cabuli Muridnya di Cikaum Divonis Tujuh Tahun Penjara, Ini Fakta Persidangan
“Saya yakin bahwa kita bisa melakukan banyak hal untuk bisa memastikan ekonomi Indonesia menjadi baik dengan ketersediaan produk dalam negeri yang semakin banyak, dan tentunya yang tidak kalah penting adalah memastikan bahwa masyarakat indonesia mencintai produk dalam negeri,” tutur Suharti.
Sementara itu, Kepala BBPPMPV BMTI, Supriyono dalam laporannya mengatakan bahwa Gelar Vokasi 2022 juga sebagai Vokaborasi 2022, memiliki peran penting dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar lebih berkualitas dan dapat bersaing di era 4.0 saat ini.
“Tantangan saat ini bagi lembaga pendidikan untuk dapat menyiapkannya dengan lebih baik, industri sebagai bagian penting yang tidak boleh kita tinggalkan dan tidak terpisahkan dari pendidikan vokasi. Selain itu juga, Industri memiliki peran yang sangat krusial dalam memajukan pendidikan vokasi, harmonisasi antara pendidikan vokasi, dan industri akan menghasilkan sumber daya manusia dengan kemampuan yang diakui dan tingkat kepekerjaan yang tinggi,” urai Supriyono.