Nasional – Analisa Dinas Pangan Kota Solok mengungkapkan penyebab melambungnya harga cabai merah dan bawang merah karena ketersediaan di tingkat petani sangat terbatas.
Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Pangan Kota Solok Efrizal Hasdi menjelaskan masih ada alasan lain lain yang membuat harga cabai merah dan bawang merah itu naik.
Penyebab lainnya adalah pasokan cabai merah dan bawang merah dari luar Sumbar tidak masuk ke Pasar Raya Solok.
Baca Juga:Deretan Peluang Bisnis 2022 yang Menguntungkan, Kamu Mau Coba yang Mana?Hati-hati! Beberapa Hari Ke Depan Daerah Ini Terancam Banjir dan Longsor
“Faktor ini yang menyebabkan harga cabai dan bawang merah masih mahal,” ungkapnya.
Menurutnya, pasokan petani cabai dan bawang merah di Pulau Jawa terlambat sebulan dari ketentuan panen sebelumnya. Keterlambatan panen itu karena cuaca yang tidak stabil melanda beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
Ketersediaan produksi cabai dan bawang merah di Sumbar juga tidak memenuhi konsumsi masyarakat Sumbar. Konsumsi cabai merah di Sumbar termasuk tinggi, yakni 7,2 kilogram per orang per tahun atau 528,75 ton per tahun atau 44,06 ton per bulan.
Sedikitnya produksi cabai di Sumbar juga dikarenakan harga pupuk yang mahal.
Kenaikan harga pupuk mencapai 100 persen sehingga petani kesulitan menanam cabai merah. Efrizal mengimbau masyarakat tidak panik meski harga cabai merah mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
“Masyarakat berpandai-pandai dulu menyiasati gizi keluarga. Masih banyak produk makanan yang tidak atau sedikit menggunakan cabai dan bawang merah,” kata Erizal.
Dia juga menyarankan masyarakat menggunakan pekarangan sebagai penghasil sayuran termasuk cabai dan bawang merah. (fin/yni)