“Ya betul, bendahara desa kami memang menghilang usai kami amanatkan mencairkan sejumlah uang. Uang itu rencananya akan diberikan kepada masyarakat kecil kurang mampu dari program BLT,” ungkap Hanafi saat dihubungi melalui sambungan seluler.
Namun, usai mendapatkan intruksi pencairan darinya, lanjut Hanafi, MD bukanya kembali ke kantor desa, malah menghilang tanpa kabar dengan kondisi ponsel mati tanpa bisa dikonfirmasi keberadaannya.
Selesai membuat laporan kehilangan dan pelaporan dugaan penyelewengan oleh bendaharnya tersebut. Hanafiah kemudian mendatangi Bank BJB Purwakarta untuk mencari data akhir kas dana desa.
Baca Juga:Udah Tau Belum? Ini Cara Mengirim Pesan Whatsapp Tanpa Menyimpan NomorBanyak Libur! Ini Jadwal Lengkap Libur dan Cuti Bersama 2022 Terbaru
Terungkap dan sempat membuat syok, ternyata selain dana Bantuan Langsung Tunai ( BLT ). MD yang sebelumnya tercatat memiliki riwayat negatif soal adminiatrasi keuangan desa, dana Siltap desa Cirende yang seharusnya sudah bisa disalurkan sebelum waktu idul fitri, juga sudah dicairkan oleh MD tanpa sepengetahuan Hanafi sebagai kepala desa.
“Kami kaget, setelah diprint oleh pihak Bank. Ternyata selain uang kas sudah habis. Ternyata sudah banyak uang dari program lain yang sudah dicairkan oleh bendahara kami,” tuturnya.
“Semua pencairan dana desa itu bisa dicairkan dengan menggunakan cek, dan disitulah MD bermain dengan memalsukan tanda tangan saya sebagai kepala desa,” jelasnya.
Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan pada MD tentang kemana saja uang itu digunakan, dan siapa saja yang menikmati penggelapan dana desa tersebut.
“Pertama kami khawatir jika bendahara kami atau MD itu kecelakaan atau terkena musibah. Was was lebih, kami takut ada apa apa dengan uang kas desa kami tersebut, sebab sudah waktunya disalurkan ke masyarakat,” lanjutnya.(add/mas/sep)