“TP2D ini dibentuk karena adanya kemacetan, baik yang disebabkan oleh pandemi, atau penyelenggara pemetintahan. TP2D ini beranggotakan orang-orang profesional, tidak dari kalangan ASN,” katanya waktu itu.
Jika melihat dari komposisi, menurut Gugyh Susandy, TP2D ditugasakan untuk bersuara, mendorong, dan mensuport, apa yang menjadi pemikiran buah karya dari pimpinan daerah.
“Ketika itu mau dieksekusi, kemudian ada hambatan-hambatan. Nah, kita ditugasi untuk menguraikan, dengan waktu yang singkat. Jadi, kalau kita lihat tim ini spektrumnya sangat luas dengan berbagai latar belakang,” tambahnya.
Baca Juga:58 Desa Tak Patuh Lapor Aset, Ternyata Ini AlasannyaKendaraan Berumur Tiga Tahun Lebih Wajib Uji Emisi
Mudah-mudahan, kata Gugyh Susandy lagi, bisa menjadi penajaman, pengkoreksi, perbaikan-perbaikan. Setelah itu, goongnya, ada pada Bupati sebagai user untuk menindak lanjuti saran-saran dari TP2D.
“Ini bagi saya merupakan panggilan dari masyarakat Subang. Kami akan tegak lurus menjalankan tugas dan fungsi dari TP2D ini tanpa kepentingan apapun, selain membawa Subang ke arah yang semakin baik,” katanya.
Kini publik menantikan laporan kinerja TP2D. Strategi dan langkah optimalisasi apa yang sudah dilakukan, serta rekomendasi apa yang diberikan untuk Pemkab Subang, namun sayang, sampai sekarang laporan tersebut tak kunjung disampaikan ke publik.(idr/vry)