Pojokan 108
Hajat tahunan pendidikan, selalu terjadi di akhir dan awal tahun ajaran. Di akhir tahun, hajatannya adalah perpisahan akhir tahun bagi kelas akhir. Sekaligus wisuda -penyematan kelulusan, layaknya mahasiswa Strata 1 (S1) lulus kuliah. Ada biaya yang bersama-sama ditanggung gotong royong oleh orang tua. Besarannya variatif, tergantung sekolah dan model acaranya. Orang tua pun ada yang “ok” atau terpaksa “ok”. “Hitung-hitung kenangan”, kata salah satu orang tua.
Setelah selesai acara wisuda sekolah, tibalah saatnya orang tua memikirkan sekolah mana yang bisa menerima anaknya. Sistem zonasi pendaftaran sekolah, memberikan kesempatan yang sama untuk semua orang tua, menyekolahkan anaknya di sekolah yang dekat dari rumah. Namun tetap saja, persyaratan nilai minimal yang diterapkan setiap sekolah, menjadi batu sandungan bagi orang tua yang nilai anaknya, pas-pasan.
Walau biaya pendidikan sudah ditanggung semua oleh pemerintah melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP), tetap saja orang tua harus menyediakan anggaran di tahun ajaran baru. Besarannya tergantung sekolah. Singkat kata, para orang tua harus punya dana ekstra untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Bisa dibayangkan jika punya tiga anak yang semua masuk sekolah di tahun pertama atau naik kelas. Orang tua harus menyiapkan sejumlah dana untuk biaya sekolah anaknya. Sebut saja judulnya; uang gedung, uang pangkal, uang seragam, uang buku, uang pendaftaran ulang, uang semester, uang ekstrakurikuler, dan berbagai macam lagi “judul uang” yang disematkan pada musim sekolah. Judul uang di musim sekolah itu, biasanya di sekolah swasta.
Pantas jika, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada tahun 2021, setiap musim sekolah, rata-rata inflasi biaya pendidikan di tingkat sekolah dasar hingga menengah atas adalah 10-15 persen per tahun. Dan di tingkat perguruan tinggi sebesar 30-45 persen per tahun. Sederhananya inflasi itu, kenaikan harga-harga barang juga jasa.
Baca Juga:Pemdes Margahayu Komitmen Bangun InfrastrukturWisata Edukasi di Lokasi Penakaran Buaya Blanakan
Sejatinya, pendidikan adalah bagian dari rekayasa sosial (social engineering). Negara memiliki kepentingan yang besar soal pendidikan ini. Sebab, ini berkaitan dengan model generasi yang seperti apa yang akan dihasilkan. Seolah pabrik sepatu, yang harus menyediakan produk sepatu yang berkualitas dan siap pakai untuk segala keperluan. Pendidikan harus melahirkan warga negara yang baik (good citizen), yang tahu aturan dan tak melanggar aturan. Walau acap kali, aturan itu kadang tak dituruti dan dilanggar.