“Karena di ruang terbatas muncul isu yang cukup menggelitik. Yaitu dalam kondisi apapun program DPRD terkesan tidak boleh diganggu. Kalau ditujukan kesatu pihak, bisa dikatakan tidak “fair”, karena tidak menutup kemungkinan dari pihak Pemda pun masih ada spirit ego sektoral atau kepentingan tertentu,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, Plt Bupati Hengky Kurniawan yang berkarakter blak-blakan ini sering menyampaikan statemen di media. Ada ungkapan “jangan ada dusta diantara kita”, demikian bersayap kata-kata itu dan penuh makna.
“Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah ini. Tiada lain kedua lembaga ini harus responsif melalui peran TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) yang dipimpin Sekda, untuk fokus dan memperlihatkan sinergitas. TAPD yang terdiri dari pimpinan SKPD yang berperan diwilayah strategis ini merupakan satu kesatuan tak terpisahkan, dan hindari upaya tertentu yang bersifat personal,” terangnya.
Baca Juga:Catatan Harian Dahlan Iskan: Bechi TidurPembangunan SPBG Penggaron dan Mangkang Semarang Dorong Transisi Energi
Demikian pula halnya dengan DPRD melalui Alat Kelengkapan Dewan (AKD) baik komisi maupun Badan Anggaran dalam menjalankan fungsi penganggaran dan fungsi pengawasan untuk mengambil langkah konkrit bersama TAPD. “Karena berdasarkan info yang dapat dipertanggungjawabkan bahwa kondisi keuangan Daerah KBB cukup mengkhawatirkan. Kata kuncinya kedua belah pihak memiliki “sense of Crisis”. Wallohu A’lam,” pungkasnya (sep)