BANDUNG BARAT-Setelah Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Bunisari Desa Gadobangkong Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terhambat, kini kembali berjalan normal.
Setelah gerbang sekolah yang sebelumnya dilas oleh ahli waris Nana Rumantana dipotong dengan menggunakan gergaji gerinda.
Penggergajian disaksikan aparat kepolisian dari Polsek Padalarang, TNI, pihak sekolah, perwakilan Dinas Pendidikan (Disdik) KBB, dan Kepala Desa Gadobangkong, Drs. Ae Tajudin.
Baca Juga:Rekomended! 22.3 Coffee Shop Subang, Tempat Ngopi di Pinggir Kolam Ikan dengan Menu BeragamBarang Terlarang Masih Ditemukan di Lapas Purwakarta, Kalapas: Rutin Geledah, Wujudkan Zero Handphone Pungli dan Narkoba
Kepala Desa Gadobangkong, Drs. Ae Tajudin mengaku terkejut dengan penyegelan SDN Bunisari. Dirinya tidak menyangka jika surat keterangan yang dibuatnya dijadikan dasar ahli waris untuk menyegel sekolah.
“Saya baru tahu kemarin pagi, katanya akses masuk ke bagian paling belakang sekolah disegel ahli waris. Kaget juga, ternyata surat keterangan yang menyatakan bahwa tanah yang dibangun itu milik pak Nana justru digunakan untuk menyegel sekolah oleh ahli warisnya,” kata Ae Tajudin, Selasa (9/8).
Diungkapkannya, tanah seluas 700 meter tersebut bukan aset desa. Meski dalam surat pelimpahan Pemkab Bandung disebutkan bahwa tanah yang berdiri bangunan sekolah milik Pemerintah Desa Gadobangkong.
“Tapi dalam akta jual beli pada tahun 1970 tertera jelas milik pak Nana Rumantana. Kami dari desa tidak dapat mengklaim karena memang tidak memiliki bukti kepemilikan,” ucapnya.
Ia menduga penyegelan yang dilakukan pihak ahli waris karena jengkel persoalan ini tak kunjung tuntas. “Informasi yang saya terima, pihak ahli waris belum memberikan hibah atau mewakafkan tanahnya ke sekolah,” tandasnya.
Persoalan ini, lanjutnya, sudah pernah dibahas bersama antara ahli waris dengan Pemkab Bandung Barat melalui Disdik KBB, Bagian Hukum, dan instansi terkait lainnya.
“Hanya memang hingga kini belum ada titik temu. Menyangkut penyegelan ini sendiri, saya pribadi sangat menyayangkan. Jangan sampai anak-anak menjadi korban, makanya hari ini gerbang saya buka, sementara urusan lahan tetap dibahas,” tandasnya.(eko/sep)