SUBANG-Harga telur ayam mengalami kenaikan. Hal tersebut ditenggarai, karena bibit petelur ayam mengalami kenaikan harga, sehingga berimbas kepada telur yang dijual. Disamping itu, program bantuan sosial (Bansos) pun menjadi salah satu faktor. Ketika pembelian dilakukan secara massal oleh pemerintah. Di sisi lain, telur untuk konsumen bukan penerima bansos menjadi sedikit sehingga kenaikan terjadi.
Pedagang telur ayam di Pasar tradisional Subang, Mujiati (45) mengatakan, kenaikan telur tersebut sudah seminggu yang lalu. Dari sang pemasok yang sudah memberikan harga jual yang tinggi, sehingga mau tidak mau dirinya pun menaikan harga telur ayam. “Dari sananya juga sudah naik,” ujarnya.
Harga telur ayam yang naik, Mujiati menjelaskan, sudah terjadi satu bulan yang lalu dari pemasok atau distributor. Pelanggannya sudah banyak yang mengeluh harga telur ayam yang mengalami kenaikan tersebut. “Harga naik, pelanggan pun komplain,” katanya.
Baca Juga:Semangat Meriahkan Kemerdekaan, Warga Puri Panji Kencana Antusias Ikuti Jalan SehatSidang Ke-7 Kasus Ijazah Palsu Popon Supriatin, Jaksa Amati Keterangan Saksi
Pedagang nasi rames Subang, Eti Rohaeti (40) mengatakan, naiknya harga telur menjadikan dirinya harus memutar otak. Ketebalan telur di hemat mungkin. Akibat harga telur ayam yang naik, menjadikan potongan menjadi tipis. “Diakalinnya begitu. Telur dadar, dibuat tipis-tipis,” ungkapnya.
Eti mengatakan, harga telur ayam yang biasanya hanya Rp25.000 perkilogram, sekarang melonjak menjadi Rp32.000. Hal tersebut pastinya dikeluhkan masyarakat ataupun pedagang kuliner seperti dirinya.
Sementara itu, Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) Alvino Antonio mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya kenaikan harga telur ayam dikarenakan tingginya permintaan untuk pengadaan Bansos. Harga telur ayam naik menjadi Rp30.000-Rp32.000, bahkan ada yang Rp34.000 perkilogramnya. “Permintaan banyak di Bansos, menjadikan harga telur tinggi harganya,” katanya.
Dijelaskan Alvino, faktor pendorong kenaikan telur ayam tersebut salah satu nya juga karena harga bibit ayam petelur, yang tinggi disamping adanya penurunan populasi ayam petelur. “Harga DOC anak ayam petelur di angka Rp14.000-Rp15.000,” katanya.(ygo/vry)