PURWAKARTA-Tawuran antara dua kelompok pelajar pecah di Jalan Raya Desa Cilegong, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Senin (22/8) sore.
Kejadian tersebut viral usai video tawuran yang direkam warga dibagikan ke berbagai media sosial.
Tampak dua kelompok pelajar SMK di Purwakarta yang terlibat tawuran tersebut menggunakan senjata tajam dan kayu.
Baca Juga:Peringati Hut RI Ke-77, Warga Kasomalang Subang Gelar Tujuh Belasan di Gedong Sinder 14 Hari Berturut-turutTambah Income dari Bisnis Tas Shopie Martin bagi Ibu Rumah Tangga, Fitri: Fokus dan Serius Kunci Sukses Usaha
Akibatnya, satu orang pelajar alami luka bacok.
Saksi mata yang juga warga sekitar, Asep Saprudin (50) membenarkan adanya insiden tawuran tersebut.
Menurut dia, kawasan Jalan Raya Desa Cilegong kerap dijadikan lokasi tawuran.
“Iya benar ada tawuran pelajar dua sekolah terjadi kemarin di sini, sekitar pukul 16.30 WIB. Yang saya tahu, kedua kelompok yang tawuran itu merupakan pelajar dari dua SMK yang berbeda,” kata Asep saat ditemui di lokasi terjadinya tawuran, Selasa (23/8).
Dirinya menyebutkan, akibat tawuran yang terjadi kemarin itu ada seorang pelajar yang mengalami luka bacok akibat terkena benda tajam di bagian tangan.
“Cuma saya nggak tahu dari sekolah mana yang terluka. Para pelajar yang terlibat tawuran itu sempat mencoba melarikan diri saat dikejar polisi. Kalau nggak salah ada sekitar tujuh orang yang diamankan pihak kepolisian dari Polsek Jatiluhur,” ujar Asep.
Menurut dia, kawasan jalan raya Desa Cilegong, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta ini kerap dijadikan lokasi tawuran.
“Kalau di sini mah memang sering ada tawuran. Bisanya tawuran pelajar itu terjadi pada sore hari menjelang magrib,” ucapnya.
Baca Juga:Kejadian di Lembang, Kapolres: Penangangan Kasus Pembunuh Mantan Dandim Sudah On The Track, Masyarakat Diminta Tak Percaya HoaxDaftar Harga Telur 1 Kg Hari Ini, Terpantau Naik Selama Sepekan, Capai Rp.31.000 Perkilogram
Karena hal itu, sambungnya, warga menjadi resah. Bahkan warga selalu waspada dan tidak berani keluar rumah. Warga juga khawatir takut menjadi korban salah sasaran dari kelompok pelajar yang tawuran.
“Yang tawuran itu kerap menggunakan senjata tajam, jadi warga takut menjadi korban. Entah apa permasalahan terjadinya tawuran. Pastinya kalau tawuran jumlahnya ada puluhan pelajar dan membawa parang dan kayu,” katanya.
Asep pun berharap kepada pihak kepolisian selalu siaga dan rutin patroli di lokasi yang kerap dijadikan lokasi tawuran.
“Aksi tawuran antarkelompok pelajar ini terjadinya tak mengenal waktu. Biasanya tawuran terjadi setiap hari jumat, ataupun hari lain setiap sore menjelang magrib. Jadi kami warga menjadi resah,” ujarnya.(add/sep)