“Bapak saya petani ada juga bapak kawan saya yang nelayan, kenaikan BBM adalah upaya paling dzolim yang dilakukan pemerintah dalam memperlakukan rakyat kecil seperti kami,” ungkap mahasiswa lain.
“Kita baru saja belajar untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid 19, kemarin harga minyak goreng, sekarang harga BBM,” celetuk mahasiwa lain.
Ruang sidang benar-benar menjadi mimbar kemarahan para mahasiswa yang kecewa pada kebijakan terbaru dari pemerintah. Setelah surat rekomendasi diterima, mahasiswa membubarkan diri, mbil memungut sampah yang mereka tinggali di sepanjang Gedung DPRD Subang, bersama-sama dengan Polisi dan Satpol PP. (idr/ysp)