JAKARTA – Tim Riset Floating Heritage Festival Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung berhasil mewujudkan sebuah karya seni pertunjukan budaya Maritim. Judulnya:Â Layar Sauh.
Karya Layar Sauh pun langsung dipentaskan di Pullman Jakarta Central Park mulai dari tanggal 13-15 September nanti. Pada acara Marine Spatial Planning & Services Expo 2022.
Executive Producer Tim Riset Floating Heritage Festival, Yanti Heriyawati mengatakan, karya Layar Sauh merupakan produksi seri jelajah Negeri Maritim dalam riset-riset Tim Floating Heritage Festival yang telah dimulai sejak tahun 2020.
Baca Juga:Cara Mengatasi Puting Lecet saat Menyusui, Bayi Baru Lahir atau Karena Digigit, Manjur!Siswa SD Pasawahan Kidul Purwakarta Buat Pestisida Alami, Manfaatkan Limbah Kulit Bawang
“Layar Sauh menuangkan karya baru dari proses penciptaan Seri Jelajah Negeri Maritim,” ucap Yanti yang juga merupakan Direktur Pascasarjana ISBI Bandung itu.
Yanti menyebutkan, pada episode kali ini dibagi dalam tiga bagian: Jelajah Alam, Jelajah Kehidupan, Jelajah Keragaman Pengalaman riset menyusuri pesisir di negeri maritim Indonesia.
“Tentang keindahan, tentang perjuangan, tentang fakta-fakta kehidupan masyarakat nelayan lalu diejawantahkan dalam sebuah karya Layar Sauh,” sebut Yanti.
“Perjalanan yang mengajarkan bagaimana memaknai perbedaan dan kebinekaan dalam satu semangat kebersamaan dan kebangsaan, yakni Indonesia,” tambahnya.
Dia mengaku, sebagai penerima penerima program Reset dan Inovasi untuk Indonesia maju, pada gelombang I Tahun 2020 mendapatkan dukungan dari LPDP.
Selain itu, Tim Riset Floating Heritage Festival pun diundang khusus dalam event ini oleh Muh. Rasman Manafi selaku Asisten Deputi Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir.
“Harapannya karya seni Layar Sauh ini bisa memberikan kontribusi dalam dunia kemaritiman dari bidang seni dan budaya,” harapnya.
Baca Juga:Baznas dan Kantor Pos Kabupaten Purwakarta Sepakati Kerjasama Program PelayananWarga Cikahuripan Lembang Terpaksa Mengungsi, Tembok Rumah Ambruk Akibat Hujan Deras
Sementara itu, Script & Narration Tim Riset Floating Heritage Festival, Afri Wita mengatakan, Layar dan Sauh merupakan dua dari sekian banyak tanda yang dekat dengan laut, dengan kapal, dengan maritim.
“Layar memiliki kekuatan demikian pula dengan Sauh atau Jangkar. Harapan kita untuk Laut & Maritim Indonesia, terus menancapkan dan mengibarkan kekuatan,” kata Afri yang juga sebagai penulis narasi Layar Sauh.
Menurut dia, karya pertunjukan Layar Sauh adalah satu wujud dari riset seni budaya maritim ISBI Bandung menjejak pesisir, berdialog dengan laut dan pantai, berinteraksi dengan para pesona kemaritiman.