Sinergi parapihak dan masyarakat tujuh desa dalam mengelola lingkungan dan potensi air hujan dapat membantu terhindar dari bencana hidrologi dan secara ekonomi dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Sebagai masyarakat Ciater, kita mempunyai tujuan yang sama dalam menyelamatkan lingkungan Ciater, sehingga dibutuhkan kerjasama parapihak dan tanggungjawab bersama,” ungkap Camat Ciater, Imam Supardan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Yayat Supriatna dari Dinas Lingkungan Hidup Subang.
Baca Juga:Ridwan Kamil Pastikan Jabar akan Jadi Percontohan Mobil ListrikInpres Kendaraan Listrik untuk Mobil Dinas, Ridwan Kamil: Jawa Barat Sudah Duluan
Menurut Yayat, mengenai pentingnya pengelolaan dan pemeliharaan daerah aliran sungai (DAS) di Kecamatan Ciater, pemenuhan kewajiban bagi pengembang khususnya wisata di Ciater untuk memenuhi dokumen lingkungan yang disyaratkan.
Sementara itu, Apriliyanti dari Javlec selaku pemateri menuturkan, Kecamatan Ramah Air Hujan (KeRAH) merupakan sebuah konsep yang sedang dibangun di Kecamatan Ciater, untuk membantu mengelola air hujan dan lingkungan.
“Tujuannya, supaya l cadangan air tanah dapat terjaga, terhindar dari bencana banjir dan longsor, menjaga kesuburan tanah dan diharapkan dapat membantu masyarakat meningkatkan pendapatan dengan pemanfaatan jasa-jasa lingkungan yang ada,” kata Apriliyanti.
Pada kesempatan tersebut, disampaikan konsep sederhana dalam mengelola air hujan dan lingkungan mulai dari pengenalan daerah aliran sungai (DAS), teknik-teknik fisik konservasi, sampai dengan memetakan potensi dan masalah di masing-masing desa.
“Harapannya kegiatan ini dapat menjadi awal untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai pengelolaan potensi desa dan penyusunan rencana kerja kelembagaan,” imbuhnya.(*)