Petani Milenial Mampu Produksi Beras Organik

Petani Milenial Mampu Produksi Beras Organik
0 Komentar

SUBANG-Kabupaten Subang sebagai lumbung padi ketiga nasional dengan lahan pesawahan yang mampu menghasilkan berbagai jenis padi yang berlimpah. Banyak cara yang dilakulan oleh para petani milenial untuk tetap bisa berkembang dengan membudidayakan padi menjadi beras organik.

Beras organik merupakan beras yang dihasilkan melalui proses budidaya organik tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia.

Proses budidaya beras organik dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, seperti kompos, pupuk hijau, maupun pupuk hayati.

Baca Juga:Akibat Cuaca Ekstrem, Tiap Hari 25 Orang Keluhkan ISPA dan Diare543 Orang jadi Klien Pemasyarakatan Bapas Subang

Kemudian untuk memberantas hama juga menggunakan pestisida alamai yang dihasilkan dari daun-daunan dan buah-buahan yang difermentasikan secara alami.

Beras organik yang dihasilkan ini merupakan salah satu inovasi petani muda yang berkomitmen untuk mengembangkan pertanian khususnya di Kabupaten Subang. Seperti yang dilakukan oleh Bily, pemuda asal Subang.

“Saya Bily dan beberapa para petani milenial Subang. Pelaku utama pertanian ini yaitu kang Dedi Mulyadi, kita membentuk suatu perkumpulan pemuda tani yaitu ‘Natarasa Tani’ yang saat ini menjual produk-produk dari hasil pertanian dari pemuda tani khususnya di Kabupaten Subang ini,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres, belum lama ini.

“Kang Dedi Mulyadi merupakan petani milenial asal Pringakasap, Pabuaran yang beliau memiliki motivasi bagaimana cara meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani,” jelas Bily.

Beras organik yang dihasilkan oleh petani milenial Subang ini telah memiliki sertifikat Inofice (Indonesian Organic Farming Certification).

Dia mengatakan, produk ini asli dari petani-petani Subang. Petani-petani binaan dan mitra dari Natarasa Tani. Keunggulan dari beras organik ini yaitu kualitasnya baik, rasanya enak, bentuk berasnya bagus.

“Harapan kami ke depannya produk kami ini bisa diterima masyarakat Subang dan luar kota Subang serta laku di pasaran,” pungkasnya.(cdp/ysp)

0 Komentar