SUBANG-Kerja keras serta keuletan inilah yang dimiliki seorang pemuda desa di Kabupaten Subang. Meniti usaha sekam bakar yang dijalani sekitar dua tahun berjalan, akhirnya usahanya kian maju dan berjalan terus memenuhi konsumen lokal dan luar daerah.
Dialah Marimun bersama isterinya yang setia mendampingi dan menemani usahanya itu siang dan malam. Bahkan kerap bermalam di tenda sementara yang ia dirikan di area sawah tempat produksi Sekam Bakar itu.
Sebelum beralih menekuni usaha sekam bakar, awalnya dia ikut bekerja mengisi kulit gabah (padi) limbah penggilingan padi, untuk kebutuhan pengrajin bata merah juga kandang ternak ayam buras.
Baca Juga:Villa Parfum Subang Miliki Ciri Khas Aroma Parfum, Harum dan Tahan LamaPemda Kabupaten Bandung Barat Putus Kontrak 115 Honorer Satpol PP
Tahun demi tahun pekerjaan itu terus ia geluti, tanpa mengenal lelah, dan akhirnya pada suatu ketika ada ide untuk membuat sekam bakar, karena ada penawaran dari Lembang untuk tanaman hias dan perkebunan .
Mulai saat itu, Marimun mencari lahan untuk produksi Sekam Bakar itu di sebuah area sawah bekas penggilingan padi di Kp. Tanjungjaya Desa Munjul Kecamatan Pagaden Barat.
Dari pengalaman mengisi karung dengan kulit gabah limbah penggilingan padi, modal yang selama ia bekerja dari hasil jual beli limbah penggilingan padi, ia alihkan untuk modal produksi sekam bakar.
“Dari sinilah awal nya saya mulai produksi sekam bakar, untuk kebutuhan tanaman hias dan pertanian di Lembang,” katanya.
Selama dua tahun terakhir ini usaha itu terus berkembang, pesanan lokal dan konsumen rumah tangga pun kerap membeli ke lokasi tempat produksi.
“Kalau kebutuhan untuk ke Lembang sudah terpenuhi tiap sekali minggu saya kirim ke sana,” tuturnya.
Soal harga sekam bakar dikisaran angka Rp 7000/karung. Satu bulan bisa memproduksi sekitar 800 karung hingga 1000 karung sekam bakar.
Baca Juga:AA Umbara Diberhentikan Dengan Tidak Hormat, Dewan Usulkan Hengki jadi Bupati Kabupaten Bandung Barat DefinitifObat Diare Anak, 3 Bahan Alami yang Ada di Rumah Ini Cocok Digunakan
Proses produksi pun cukup mudah, kulit gabah ditumpuk menjadi gundukan besar, kemudian dibakar, satu malam pun sudah jadi sekam bakar, hanya saja perlu terus dikontrol dan dibolak balik, pisahkan antara yang sudah jadi dan belum, hingga semua kulit gabah itu menghitam.
“Kalau sudah hitam semua berarti sudah jadi sekam bakar, tinggal proses pendinginan dan kemudian dikarungi, sekam bakar siap diantar ke tujuan pemesan,” ujarnya.