Mencari tempat tenang, hening, jauh dari bising kendaraan, dengan udara segar menjadi tujuan orang kota yang merasa penat dari rutinitas pekerjaan. Sepanjang jalan Tangkuban Parahu menuju Ciater di Subang Selatan, sudah banyak didapati warung-warung kopi yang agak memojok ke kebun teh. Tujuannya mungkin untuk suasana lebih tenang di hamparan kebun teh, namun itu belum seberapa. Ada yang lebih tenang dan segar, masuk ke area lembah Tangkuban Parahu.
INDRAWAN SETIADI, Subang
Masuk melalui Orchid Florest, Cikole hingga 3 KM ke dalam, di sana ada sebuah tempat bernama Jungle Milk. Persis di tengah hutan di lembah Tangkuban Parahu.
Untuk yang berminat datang ke sana, jalannya masih cukup ekstrem, tapi bisa dilalui. Jika berniat datang dengan kendaraan mobil sedan yang ceper jangan harap bisa sampai. Bisa saja, hanya penuh resiko. Selain kendaraan ‘terkecuali’ itu aman-aman saja.
Baca Juga:Hadiri HUT Ke-41 PORPI, Bupati: Olahraga Mampu Tingkatkan IPMDiikuti 285 Siswa dari 21 Sekolah, SMA Muhammadiyah Jaring Atlet Junior Tapak Suci
Membayar tiket masuk Rp15 ribu per orang dan Rp5 ribu untuk kendaraan di pintu masuk, kita akan memasuki heningnya hutan. Disambut suara kicau burung, sepoy-sepoy desir angin, dan kuda-kuda liar. Sesekali monyet liar juga turun dari atas pohon.
Di sana disediakan paket piknik makanan serta minuman dengan harga yang beragam. Sebakul masakan padang dibandrol dengan harga Rp280.000 untuk dua orang, sedangkan paket piknik Rp260.000.
Kemudian paket steam boat Rp260.000 sudah mendapatkan suki, jamur, cumi, ayam slice, telur, dan tahu jepang, dan lain-lain, lengkap dengan peralatan masaknya.
“Kami hanya menerima reservasi saja, soalnya harus siapin makanannya dulu kan, tempatnya juga terbatas,” ujar salah satu pelayan di sana, Dede.
Tidak hanya paket makanan yang sudah disediakan saja, untuk sekedar meminum kopi saja di sana juga tersedia. Untuk semua olahan kopi dengan beragam biji kopi, semuanya dibandrol Rp22.000.
Sayang memang jika musim hujan seperti saat ini, selain jalannya yang masih belum baik, medannya menjadi licin. Harus ekstra hati-hati, belum lagi jika sesang asik nongkrong, tiba-tiba turun hujan akan merepotkan memang.
“Tidak bisa permanen kalau di sini, paling gini aja membangun semi-semi permanen, soalnya ini sewa ke Perhutani lahannya,” kata Dede.