Jakarta, – Kementerian Pertanian bertekad menjadikan Indonesia sebagai penghubung (hub) bagi pengembangan global tropical agriculture. Inisiatif ini dilakukan lewat kerja sama dengan negara-negara beriklim tropis, khususnya di kawasan Asia Tenggara dan Amerika Selatan. Ini akan menjadikan Indonesia pusat dari inisiatif itu.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, nantinya negara-negara tropis menjadi pilar utama pasokan pangan global. Mentan juga akan mengajukan kepada negara-negara tropis agar Indonesia menjadi leader dalam mengamankan persediaan pangan global.
Gagasan tersebut disampaikan Syahrul dalam pertemuan G20 belum lama ini. Mentan juga menyampaikan hal itu dalam pertemuan bilateral dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).
Baca Juga:Anne Ratna Mustika Buka Suara Soal Alasannya Gugat Cerai Dedi MulyadiSumpah Relawan Dukung Total Ganjar Pranowo hingga Trending di Twitter
“Gagasan tersebut mendapat dukungan dari Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu. FAO mendukung kuat Indonesia menjadi hub,” ujar Mentan kepada media, Selasa (4/10).
Untuk mewujudkan itu, ujar Mentan, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan negara-negara tropis, menyamakan persepsi, bertanggung jawab mewujudkan ketahanan pangan global yang akan diproduksi secara masif dan berkelanjutan, serta memanfaatkan teknologi dan kemajuan sumber daya manusia (SDM) yang ada di negara-negara tropis.
Selain itu, juga memanfaatkan keunggulan komparatif yang ada pada setiap negara, terkait aspek klimatologi, tanah, air, dan lainnya.
“Kita harus berlomba dengan climate change yang terjadi sekarang. Dunia butuh entitas bersama untuk memastikan pangan terjaga. Salah satu gagasan saya adalah ingin mengonsolidasikan sumber daya di negara-negara tropis untuk menjadi pilar utama pangan global,” ujarnya.
FAO Apresiasi Keberhasilan Indonesia
Sementara itu, Direktur Jenderal Food and Organization (FAO) Qu Dongyu mengapresiasi keberhasilan Indonesia mengatasi potensi krisis pangan global. Qu menyebut Indonesia sudah membuat sejarah karena berhasil menghadapi ancaman krisis pangan di tengah pandemi Covid-19 dan tantangan perubahan iklikm.
“Kalian sudah membuat sejarah. Tidak mudah melakukan upaya penyediaan pangan, mengingat kita semua menghadapi pandemi Covid-19 dan juga tantangan perubahan iklim. Tapi sekarang kalian (Indonesia) punya stok beras yang cukup untuk seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Qu.
Qu menyebut Indonesia tak hanya sebatas mampu memenuhi kebutuhan stok beras masyarakat Indonesia, tapi juga sudah mulai berupaya menyediakan stok pangan bagi negara lain. Keberhasilan ini tidak bisa dilepaskan dari keberpihakan pemerintah terhadap sektor pertanian.