Tanggapi Isu Pengurangan Jam Kerja Sampai PHK Masal, Mochamad Lukmantias: Bipartit Perlu Dioptimalkan

Tanggapi Isu Pengurangan Jam Kerja Sampai PHK Masal, Mochamad Lukmantias: Bipartit Perlu Dioptimalkan
0 Komentar

SUBANG – Menanggapi isu adanya pengurangan jam kerja dan PHK masal akibat resesi, Bakal Calon Bupati Subang, Mochamad Lukmantias buka suara terkait optimalisasi forum Bipartit.

Dia menyebut forum bipartit perlu dioptimalkan untuk meminimalisir kesalahpahaman, pertemuan terdokumentasi dan tersosialisasikan secara efektif kepada karyawan menggunakan jalur SP Perusahaan atau saluran lain yg ada di lingkungan Perusahaan.

“Pemerintah Daerah pun perlu peka dan antisipatif terhadap fenomena ini, langkah2 yang diambil Pemerintah perlu disinkronkan dan dikomunikasikan kpd masyarakat,” katanya.

Baca Juga:Pansus Raperda Bangunan Gedung Study Banding Keluar Daerah, Ini HasilnyaCuaca Buruk Harga Cabai dan Bawang Merah di Pamanukan Melonjak

Patronnya menurut Lukmantias memang UMKM yang akan lebih bertahan, untuk itu, masih kata Lukmantias, insentif Pemerintah yang lebih mendorong pada tumbuhnya daya saing UMKM sangat dibutuhkan.

“Saya berpikir bahwa Pemda Subang sdh memikirkan gejala ini, kita lihat dalam beberapa waktu ke depan, semoga langkah yang diambil dapat memberikan solusi yang baik ya,” tambahnya.

Sebelumnya Ketua Apindop Subang Asep Rochman Dimyati menyebut jika Akibat resesi global, kenaikan BBM dan pasca pandemi, telah menyebabkan beberapa perusahaan tidak ada pilihan lain. Akibat mengalami inflasi, perusahaan harus memberhentikan karyawanya, sebagai dampak tidak adanya order dan tidak ada bahan baku. Terutama, pada sektor industri garmen, kaos kaki dan kulit.

“Ada penurunan kurang lebih 30-50 persen order dari pihak pemesan. Tiga produk tersebut terbesarnya itu, Amerika yang pesan,” kata ARD.

Saat ini, Amerika sedang mengalami krisis, sehingga ordernya menurun. Disamping itu menurutnya, ada juga perusahaan yaitu pabrik sokwah sampai sekarang antara bulan November sampai Januari sudah tidak mempunyai order.

“Yang tadinya karyawan 500 orang menjadi 230 orang. Di sini kendala mereka materialnya tidak ada dan ordernya tidak ada. Materialnya dikirim banyak dari Ukraina, karena terjadi peperangan mereka tidak bisa dapat order,” ungkap ARD.

“Bagaimana perusahaan ini bertahan, selain melakukan PHK yaitu dengan mengurangi jam kerja,” kata ARD.

0 Komentar