Budi Daya Gandum Lokal Berpotensi Kurangi Ketergantungan Impor

Gandum lokal
Gandum lokal
0 Komentar

JAKARTABudi daya gandum lokal di Tanah Air memiliki prospek yang menjanjikan. Apalagi, penelitian di Indonesia sudah banyak menghasilkan varietas-varietas benih gandum lokal.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia melakukan impor gandum dan meslin sebanyak 4,359 juta ton per Januari-Mei 2022 atau setara US$1,647 miliar.

“Impor gandum tinggi karena meningkatnya konsumsi makanan berbasis tepung dari kelas menengah yang jumlahnya juga naik,” tutur Achnad.

Baca Juga:Sinopsis Sinetron Karena Aku Sayang yang Diperankan Verrel BramastaLINK Nonton Film Horor Telegram Cocok untuk Temani Waktu Liburmu

Namun,budi daya gandum di Indonesia masih menemui kendala. Pasalnya,   lahan yang cocok untuk ditanami gandum masih di wilayah dataran tinggi.

Sementara Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menambahkan, budi daya gandum lokal membutuhkan inovasi teknologi pada perbenihannya.

Selain itu juga diperlukan pemetaan wilayah yang cocok untuk ditanami komoditas tersebut.

“Termasuk inisiasi varietas unggul gandum, kita coba dulu,” katanya dalam kesempatan yang sama.

Indonesia sebenarnya telah menghasilkan beberapa varietas unggul gandum lokal antara tahun 2013-2014, seperti Guri-1, Guri-2, Ganesha, Guri-3 Agritan, dan lainnya.

Namun belum ditemukan varietas yang cocok untuk ditanam di ketinggian kurang dari 400 meter di atas permukaan laut.

“Kami sudah merilis banyak varietas produktivitas tinggi, untuk suatu daerah-daerah tertentu. Namun kemudian pengujiannya selalu di dataran tinggi, tidak di dataran rendah,” kata Pejabat Fungsional Utama Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Maros Sulawesi Selatan, Muhammad Azrai dalam diskusi tersebut.

Baca Juga:UPDATE Penyelidikan Tragedi Kanjuruhan: Komnas HAM Sebut PSSI Langgar Regulasinya SendiriNCT 127 Gelar Konser di Indonesia, Viral Jalur Kereta Surabaya ke Jakarta jadi Jalur NTC

Menurut Azrai, agar menghasilkan benih gandum unggul yang adaptif di dataran rendah maka pengembangan produksi benih harus dilakukan di lokasi budi daya, dibantu teknologi dan inovasi bukan hanya dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian saja.

“Mengembangkan sistem jaringan litbang (penelitian dan pengembangan) gandum dalam rangka komunikasi dan transfer IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) antara Badan Litbangtan dengan stakeholders,” kata Azrai.

0 Komentar