PURWAKARTA-PT PLN (Persero) terus menjalankan sejumlah langkah strategis pembiayaan proyek ramah lingkungan. Hal ini dilakukan untuk mengakselerasi transisi energi guna mencapai target net zero emission pada 2060 (NZE 2060).
Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly mengatakan, PLN telah memiliki peta jalan besar untuk menuju net zero emission di 2060. Peta jalan NZE 2060 melalui tiga fase yakni jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
“Untuk jangka pendek pada periode 2021-2030, PLN tidak lagi membangun pembangkit batu bara baru untuk menghasilkan listrik,” kata Sinthya pada Konferensi Perubahan Iklim (COP 27) yang dihelat di Sharm El Sheikh, Mesir melalui rilis, Senin (7/11).
Baca Juga:Satpolairud Intensifkan Patroli di Waduk Cirata dan JatiluhurPT KAI Jual Tiket Libur Nataru 2022/2023, Sudah Bisa Dibeli H-30 Sebelum Keberangkatan
Untuk jangka menengah, pada periode 2031-2060, PLN melakukan beberapa langkah seperti menyiapkan penyimpanan baterai untuk menunjang pembangkit yang lebih ramah lingkungan.
“Jadi pada dasarnya ada beberapa aspek, jangka pendek, jangka panjang dan kami juga mengembangkan ekosistem serta membangun kemampuan baru. Juga mendukung teknologi. Dan kita membutuhkan investasi lebih dari USD700 miliar untuk mencapai net zero emision pada 2060,” ucapnya.
Dari sisi pembiayaan, lanjut dia, PLN telah mendapatkan kepercayaan dari lembaga keuangan untuk mengamankan keberlanjutan pembiayaan program transisi energi. Namun, kebutuhan anggaran cukup besar, sehingga PLN tetap memerlukan dukungan tambahan untuk mencapai net zero emision.
PLN juga telah menerbitkan dokumen Pernyataan Kehendak atas Kerangka Kerja Pembiayaan Berkelanjutan atau Statement of Intent on the Sustainable Financing Framework, sebagai salah satu strategi perseroan untuk mendapatkan Green Financing.
Melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM), PLN bersama pemerintah Indonesia menawarkan skema investasi yang inklusif untuk mencapai target dekarbonisasi.
PLN juga telah mendapatkan dukungan finansial sebesar USD500 juta dari perbankan internasional dengan mendapatkan jaminan dari Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) yang merupakan anggota dari Grup Bank Dunia.
PLN juga memperoleh pembiayaan dari program Sustainable and Reliable Energy Access Program dari Asian Development Bank (ADB) sebesar USD600 juta.