Moda Transportasi Tradisional Delman Mulai Tergerus Zaman

Delman
CERIA: Sejumlah anak-anak bergembira naik delman sebelum dikhitan. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

“Sejak jaman dahulu Lembang sudah terkenal dengan delman, ibu-ibu pulang dari pasar pasti naik, anak-anak SMA juga pulang sekolah naik. Makanya saya berharap, jangan sampai punah di Lembang, semoga pemerintah bisa membantu,” tambahnya.

Kepala SMAN 1 Lembang, Suhendiana Noor mengungkapkan, sengaja mengundang para kusir delman ke acara sunatan massal untuk membawa anak-anak berkeliling. Selain supaya anak-anak terhibur, hal ini agar para kusir senang karena mendapat penghasilan lebih.

“Hari ini kita sedang adakan rangkaian ulang tahun sekolah dengan mengadakan sunatan massal. Nah kebetulan Lembang itu punya sejarah tentang delman. Makanya kita ajak mereka (kusir) itu untuk berbagi kebahagiaan dengan anak-anak,” terang Suhendiana.

Baca Juga:Gubernur Jawa Barat Titip Peran Jaga Kondusifitas Jelang Tahun PolitikGrand Prize Undian Simpedes, Nasabah BRI Bunihayu Dapat Hadiah Mobil

Suhendiana mengakui, untuk mengumpulkan puluhan delman sangatlah sulit. Sementara jumlah anak-anak yang disunat mencapai 39 orang. Akibat kekurangan, terpaksa dalam satu delman diisi antara 2-3 orang anak.

“Kami hanya bisa mengumpulkan 15 delman, padahal butuhnya banyak. Bahkan tadi pagi sempat kekurangan karena baru ada 10. Untungnya lima lainnya bisa nyusul datang,” kata Suhendiana.

Menurutnya, keberadaan alat tranportasi manual  di Lembang semakin terpinggirkan. Jika melihat ke belakang sekitar tahun 2000-an, siswa SMAN 1 Lembang sering kali menggunakan sebagai moda transportasi delman untuk pulang pergi ke sekolah.

“Dulu, sejak saya masih jadi guru di sini, jadi moda transportasi favorit siswa termasuk guru. Mulai dari tarif Rp50 sampai naik menjadi Rp1.000 per orang. Nah sekarang-sekarang ini jumlahnya terus berkurang, makanya pada momen kali ini kami ingin kembali mengenang kejayaan delman atau keretek di istilah bahasa sunda,” tandasnya.(eko/vry)

0 Komentar