SUBANG-Daerah wisata di Selatan Kabupaten Subang yang menjadi perhatian khusus bagi investor, disambut baik PTPN VIII. Terlihat di sepanjang Wilayah Ciater, kehadiran tempat wisata semacam D’castello, Astro dan lainnya memanfaatkan lahan milik PTPN VIII. Beberapa lahan milik PTPNVIII yang disewakan sempat ditolak masyarakat sekitar, karena berpotensi merusak lingkungan di wilayah Ciater.
Sekertaris Komando Kawasan Terpaut Pemuda Tani Indonesia (KKT-PTI) Kabupaten Subang, Asep Iwan mengatakan, PTPN VIII serasa jor-joran menyewakan lahan lnya untuk tempat wisata atau bangunan lainnya. Menurutnya sah-sah saja, asalkan sesuai dengan aturan.
“Itu sah-sah saja. Asalkan sesuai dengan aturan dan mekanisme yang ada dari pemerintah pusat,” katanya.
Baca Juga:Moda Transportasi Tradisional Delman Mulai Tergerus ZamanGubernur Jawa Barat Titip Peran Jaga Kondusifitas Jelang Tahun Politik
“Mulai dari kontra masyarakat di sekitar para aktivis lingkungan, yang mana keberatan ketika lahan disewakan kepada investor berujung kepada perusakan lingkungan,” katanya.
Asep berharap, pihak PTPN VIII pun lebih selektif lagi ketika hendak menyewakan lahannya kepada pengusaha yang berinvestasi di Subang. “Pemerintah daerah Kabupaten Subang juga harus konsisten, dan turun tangan ketika lahan milik PTPN VIII yang di sewakan kepada pengusaha berpotensi merusak lingkungan,” terangnya.
Lebih lanjut kata dia, BUMN yang mengelola perkebunan tersebut pun juga harus memihak dan memberikan akses Hak Guna Usaha (HGU) kepada para petani di Kabupaten Subang,sehingga pemberdayaan ekonominya bisa menggeliat.
“Jangan hanya kepada pengusaha, para petani pun membutuhkan akses tersebut,” imbuhnya.
Sementara itu kepala DPMPSTP Subang H Dadang Kurnianudin menyebut, langkah PTPN VIII yang jor-joran membuka akses kepada para investor untuk penyewaan lahan, membuat iklim investasi tempat wisata di Subang meningkat. Disamping mudahnya akses untuk sewa lahan, wilayah Selatan Subang pun menjadi primadona bagi investor untuk berinvestasi.
“Kami melihat, bagus ada investasi yang bertumbuh. Tapi jangan sampai menabrak aturan, harus lebih selektif lagi,” tutupnya.(ygo/vry)