Di Kabupaten Sukabumi, sesar ini terbagi menjadi 5 segmen, yaitu segmen ini Palabuhan Ratu-Citarik, Citarik-Cadasmalang, Ciceureum-Cirampo, Cirampo-Pegleseran, dan Pegleseran-Gandasoli.
Menurut studi Teknik Geologi Universitas Padjajaran, Sesar Cimandiri merupakan sesar tua yang terbentuk selama berlangsungnya orogenesa tahap II, yaitu pada waktu Akhir Eosen Tengah.
Pada saat itu, batuan sedimen Formasi Ciletuh berumur Eosen Tengah yang terbentuk di dalam Cekungan Depan Busur sudah terangkat ke permukaan.
Baca Juga:Link Nonton Black Panther Wakanda Forever Full Movie, Kisah King T’Chala Meninggal Dunia13 Serial Netflix Terbaru 2022, akan Tayang Mulai 2 Desember
“Sesar ini terus aktif hingga menyebabkan terbentuknya tinggian purba (paleohight) antara Lembah Ciletuh dan Lembah Cimandiri,” kata salah seorang penulis Iyan Haryanto.
Haryanto menjelaskan terdiri atas dua sesar regional. Yang pertama sebagai sesar naik yang dicirikan oleh deformasi lipatan batuannya yang umumnya tegak.
Selanjutnya, sebagai sesar normal yang dicirikan dengan terbentuknya gawir sesar dengan kemiringan di atas 50 derajat.
Gempa yang Disebabkan Sesar Cimandiri
Sementara itu, dalam jurnal Universitas Gadjah Mada yang ditulis oleh Muhammad Adis Suryo, Sesar Cimandiri telah menyebabkan beberapa gempa bumi.
Yakni, Gempa Pelabuhan Ratu (1900), Gempa Padalarang (1910), Gempa Conggeang (1948), Gempa Tanjungsari (1972), Gempa Cibadak (1973), Gempa Gandasoli (1982), dan Gempa Sukabumi (2001).
Sebelumnya, gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11/2022) siang menyebabkan sedikitnya lebih dari 200 orang warga Kabupaten Cianjur meninggal dunia. Selain itu, ratusan orang lagi mengalami luka-luka.