Selain itu, menurut Dwi, curah hujan yang tinggi di daerah ciater lebih dari 2.500mm per tahun. Jika air hujan tidak dikelola dengan baik, akan menyebabkan bencana hidrologi. Ada beberapa kegiatan konservasi yang telah dilakukan Aqua Subang sampai dengan tahun 2022.
“Antara lain, penanaman jenis buah dan kayu lebih dari 50.000 tanaman. Terbuat dan terawatnya 76 sumur resapan. Terbuatnya lebih dari 2.000 rorak dan 1,000 lubang resapan biopori. Terdampinginya kampung iklim, green school dan kelompok-kelompok berbasis lingkungan hidup.
Model tata ruang berbasis desa yang telah mendapatkan apresiasi dari Kementrian Desa, sebagai bagian dari kajian tentang tata ruang berbasis desa. Serta inisiasi-inisiasi lain seperti mendorong Kecamatan Ramah Air Hujan yang saat ini masih terus dikembangkan konsepnya,” paparnya.
Baca Juga:Buruh Minta Kenaikan Upah Minimum Kabupaten 13 PersenRidwan Salam: Bantuan Jangan Sampai Dipotong Aparat Desa
Aqua Subang Kembangkan KeRAH
Kecamatan Ramah Air Hujan (KeRAH), merupakan sebuah konsep yang sedang dibangun di Kecamatan Ciater. Tujuannya, untuk membantu mengelola air hujan dan lingkungan, sehingga cadangan air tanah dapat terjaga, terhindar dari bencana banjir dan longsor.
Manfaat KeRAH bisa menjaga kesuburan tanah. Diharapkan dapat membantu masyarakat meningkatkan pendapatan, dengan pemanfaatan jasa-jasa lingkungan yang ada.
Pada kegiatan penanaman di Desa Palasari, disampaikan konsep sederhana dalam mengelola air hujan dan lingkungan mulai dari pengenalan Daerah Aliran Sungai (DAS), teknik-teknik fisik konservasi, sampai dengan memetakan potensi dan masalah di masing-masing desa.
“Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi awal untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai pengelolaan potensi desa dan penyusunan rencana kerja kelembagaan,” ungkap Apriliyanti dari Javlec selaku pemateri.
Kegiatan diskusi ini dihadiri berbagai unsur mulai dari unsur pemerintahan antara lain Dinas Lingkungan Hidup Subang, BPBD Subang, Setda Subang bagian Pengelolaan Sumber Daya Alam, perwakilan 7 desa dari Kecamatan Ciater, PT Perkebunan Negara, PT Aqua Subang, PT Sinkona Indonesia Lestari, Sari Ater, dan D Castello sebagai perwakilan dari perusahaan di Kecamatan Ciater.
“Sebagai perusahaan, kita dapat memulai dan ikut berkontribusi menjaga daerah resapan air dengan membuat sumur resapan dan biopori, agar air hujan bisa meresap, tidak banyak yang menjadi run off dan mengurangi banjir,” papar Zaenal Abidin dari CSR PT Tirta Investama Subang.(vry)