Aksi POLSUB Bantu Peternak Ikan di Cijambe, Beri Alat Pakan Ikan Otomatis dan Website Penjualan Ikan

Aksi POLSUB Bantu Peternak Ikan di Cijambe, Beri Alat Pakan Ikan Otomatis dan Website Penjualan Ikan
Tim Pengabdian dari Politeknik Negeri Subang.
0 Komentar

SUBANG-Budidaya ikan nila dan emas menggunakan kolam buatan telah diminati oleh banyak kalangan masyarakat khususnya di Desa Cijambe Kecamatan Cijambe, Subang, Jawa Barat.

Dalam meningkatkan produksi ikan nila dan emas, budidaya secara intensif perlu dilakukan dengan pemberian pakan yang tepat, pemberian pakan tanpa terjadwal dan tidak seimbang akan menyebabkan kerugian atau pemborosan secara materil dan akan mempengaruhi kualitas air yang dapat mengganggu kelangsungan hidup ikan yang dipelihara.

Pemberian pakan dalam jumlah yang seimbang merupakan hal yang penting untuk keberhasilan suatu budidaya ikan. Penduduk di Desa Cijambe terdapat 6914 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 1548 dan 285 penduduk yang berprofesi sebagai peternak ikan.

Baca Juga:Hadiri Subang Investment Summit, Bupati Ruhimat Optimis Investasi di Subang Terus MeningkatKPU Subang Gelar Tes CAT Seleksi Calon PPK Pemilu 2024, Diikuti Sebanyak 807 Peserta

Melihat dari total luas kolam rata-rata peternak ikan di Desa Cijambe mempunyai 10-12 kolam dengan luas perkolamnya memiliki panjang 6 meter dan lebar 2 meter 60 cm.

Kapasitas produksi ikan mas adalah 5 ton/bulan, sedangkan ikan nila merah mencapai 15 ton/bulan. Padat tebar ikan nila dan mas di kolam air deras berukuran 7 X 3 X 1,5 m adalah 200 kg atau sekitar 4.000 ekor.

Pemberian pakan ikan biasanya dilakukan secara manual menebar secara langsung ke arah kolam ikan. Pemberian pakan seperti ini membutuhkan waktu yang lama dan terkadang dapat menyebabkan ikan terlambat diberikan pakan dan bahkan sampai tidak diberi pakan dikarenakan jumlah kolam yang banyak.

Faktor pemberian pakan ikan ini meyebabkan pertumbuhan ikan kurang maksimal, waktu panen yang melewati target dan ukuran ikan yang tidak merata.

Menurut para peternak ikan, cara makan ikan nila dan ikan emas bergiliran maka tidak perlu menaburkan pakan terlalu jauh, cukup menaburkan pakan pada saat ikan berkerumun.

Kelemahan yang kedua, yaitu alat tersebut masih menggunakan listrik PLN sedangkan di area sekitar kolam yang jauh dari terminal listrik sehingga akan menambah biaya untuk membeli kabel agar sampai ke terminal listrik, serta pengoperasian alat pakan ikan tersebut tergantung pada kondisi listrik PLN dan tentunya biaya yang dikeluarkan lebih besar.

Solusi yang akan dilakukan melalui Program Bantuan Pengabdian kepada Masyarakat Pendidikan Tinggi Vokasi dengan Skema Penerapan Iptek Masyarakat (PIM), yaitu dengan menciptakan alat pakan ikan otomatis menggunakan sel surya berdasarkan kepada kebutuhan para petani peternak ikan di desa Cijambe.

0 Komentar