Oleh: Syifa Mardliyah
Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
Pengetahuan merupakan fakta tentang kebenaran sesuatu informasi yang diperoleh dengan cara intropeksi diri (apriori) atau dengan melakukan penyelidikan terhadap dunia (empiris). Seseorang mengetahui suatu hal adalah benar karena dia percaya hal itu benar.
Namun, kepercayaan yang benar saja tidak cukup untuk menjadikan hal tersebut menjadi pengetahuan karena mungkin saja kepercayaan yang didapatkan orang tersebut tidak memiliki alasan atau bukti yang memadai, atau bahkan kepercayaan yang didapatkan melalui sebuah keberuntungan saja. Maka dari itu, dalam memperoleh pengetahuan diperlukan reabilisme.
Reabilisme merupakan suatu pandangan yang mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dari keyakinan sejati yang diperoleh dengan cara yang dapat di andalkan. Dimana “diandalkan” disini lebih membawa kita kepada kebenaran daripada bukan. Misalnya, ketika kita ingin mengetahui cuaca apa yang akan terjadi pada hari ini. Dalam hal ini terdapat dua orang yang memiliki persamaan pendapat namun dengan metode yang berbeda, sebut saja A dan B.
Baca Juga:UMS Satu-satunya Universitas Swasta di Surakarta yang Bergabung dalam Program Kampus Merdeka, Cetak Entrepreneur Muda Melalui Wirausaha MerdekaWarga Karawang Jadi TKI Melonjak Tujuh Kali Lipat
Menurut pendapat A, hari ini cuaca akan cerah. B pun memiliki pendapat yang sama, namun ia menggunakan metode yang berbeda. B bertanya tentang cuaca hari ini kepada Lembaga BMKG.
Dari kedua pendapat di atas, mana yang dapat lebih kita percayai? Secara logika, pendapat B tentu saja lebih masuk akal dibandingkan dengan pendapat A. Walaupun pendapat dari A tentang cuaca hari ini ternyata benar, bahwa hari ini cuaca cerah, hal tersebut hanyalah keberuntungan saja. Sebab tidak ada teori mendasar yang dapat mengatakan bahwa melempar koin dapat menentukan cuaca. Lain halnya dengan pendapat B yang mengatakan bahwa hari ini cuca cerah, namun Ia mendapatkan pengetahuan tersebut dengan metode yang berbeda, yaitu dengan bertanya kepada Lembaga BMKG, dimana BMKG, seperti yang sudah kita ketahui, merupakan Lembaga yang salah satu tugasnya adalah memprediksi cuaca. Walaupun pada kasus tertentu perkiraan dari Lembaga tersebut meleset dari realita yang ada, bukan berarti BMKG tidak andal. Karena yang mereka dapatkan bukan hanya terkaan dari pemikiran mereka semata, melainkan berdasarkan kumpulan data-data yang sudah ada.