“Kami juga merekomendasikan didirikannya museum atau diorama Syekh Baing Yusuf. Sepanjang yang kami ketahui, ada beberapa benda peninggalan. Di antaranya pedang pusaka, sejumlah kitab yang disimpan oleh keturunan Syekh Baing Yusuf. Teranyar, adanya foto Syekh Baing Yusuf,” kata Aa.
Jika semua variabel bernilai sejarah tersebut dikumpulkan, dirawat, dikemas lalu diperkenalkan ke publik terutama ke para peziarah, kata Aa, akan memperkuat ketokohan Syekh Baing Yusuf yang notabene secara nasional telah diakui kebesaran namanya.
“Sebaiknya lokasi museum atau diorama Syekh Baing Yusuf ini masih dalam satu kompleks dengan Masjid Agung Baing Yusuf untuk mengefisienkan waktu kunjungan para peziarah dari luar Purwakarta,” ujarnya.
Baca Juga:Libur Nataru, Cikao Park Diserbu Wisatawan51.199 Ton Stok Beras Jabar Pasok Jabodetabek, Upaya Stabilitas Harga Jelang Nataru
Aa berharap dua rekomendasi dari Bela Purwakarta ini bisa dikhidmati dengan seksama oleh para pemilik kebijakan dalam perspektif memperkuat kearifan lokal serta dapat direalisasikan dalam tempo yang tidak terlalu lama.
“Barangkali yang bisa didahulukan adalah penamaan Jalan Dalem Sholawat, karena untuk membangun museum atau diorama Syekh Baing Yusuf memerlukan waktu. Semoga ikhtiar ini menjadi kado spesial bagi masyarakat Purwakarta di awal 2023 mendatang,” ucap Aa.(add/vry)