Cegah Kasus KDRT hingga Kesehatan Reproduksi Perempuan
BANDUNG BARAT-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat siap berkolaborasi dengan ormas perempuan Fatayat NU. Hal itu diungkapkan Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan saat silaturahmi dan menghadiri konferensi Cabang II Fatayat Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (27/12).
“Mudah mudahan lancar, demoktratis sesuai AD/RT organisasi dan bisa membuat program yang bermanfaat untuk masyarakat Bandung Barat dan pemerintah siap berkolaborasi,” kata Hengki.
Menurutnya, keberadaan organisasi perempuan ini sangat dibutuhkan oleh pemda, terutama dalam mewujudkan visi misi dan mewujudkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yang harus dilakukan oleh semua pihak.
Baca Juga:320.000 Kendaraan Melintas CipaliTridjaya Home Solusi Furniture dengan Harga Murah
“Termasuk juga menyelesaikan permasalahan yang ada di Bandung Barat, diantaranya kesehatan perempuan. Juga pemberdayaan dengan melakukan keterampilan yang dilakukan oleh fatayat ini tentu mewujudkan kemandirian dan ini bagi pemerintah perannya sangat penting sekali,” ungkapnya.
Selain itu, kata Hengki, Fatayat NU juga bisa berperan dalam pembinaan dan edukasi mencegah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Artinya memberikan edukasi kepada siapapun terutama perempuan bahwa kita tidak menginginkan, tapi manakala terjadi kekerasan dalam rumah tangga harus berani melapor dan jangan takut,” jelasnya.
Disinggung soal jumlah kasus KDRT di KBB yang mencapai 56 kasus, Hengki mengaku pemerintah sudah berupaya untuk mencegah KDRT. Meski demikian, pihaknya akan selalu hadir melayani masyarakat melalui dinas terkait dan aparat kewilayahan.
“Pemerintah sebenarnya sudah terus berupaya, kita ingin yang hadir selalu berita berita baik. Tapi terkadang kita juga tidak bisa menghambat berita yang kurang baik itu selalu ada. Oleh sebab itu dinas terkait selalu melakukan upaya sesuai dengan tupoksi melakukan edukasi dan manakala terjadi kekerasan perempuan itu sudah dilakukan secara masif melalui dinas, kader PKK termasuk juga Posyandu,” jelasnya.
Selain itu, kata Hengki, Pemkab mendukung kesehatan keluarga dengan menambah jumlah anggaran untuk sanitasi. Hal ini sebagai bentuk dukungan terhadap pencegahan kasus stunting dan kesehatan keluarga.
“Kesehatan keluarga itu kita konsen disana, makanya pemda dari sisi anggaran kita menambah anggaran untuk sanitasi. Itu bentuk dukungan kita, jangan sampai ada generasi penerus yang mengalami stunting, kesehatan keluarga, kemudian kita mendorong kualitas pendidikan yang baik,” paparnya.