SUBANG – Jika diklasifikasikan ada dua macam pengusaha. Pertama, mereka mendapat warisan usaha dari orang tua. Kedua, mereka yang memulai bisnis dari nol.
Pengusaha yang merintis usahanya dari nol harus merasakan perjuangan bagaimana sulitnya membuka usaha.
Untuk mewujudkan impian menjadi pengusaha sukses, mereka memulai bisnis dari nol melalui Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) dengan optimisme dan semangat pantang menyerah.
Baca Juga:Nonton Film Argantara Full Movie Legal, Klik di Sini!Nonton Series Mendua Full Episode, Klik di Sini Gratis!
Salah satunya yaitu pelaku UMKM Keysa Kitchen, Dewi Susanti. Motivasi Dewi mendirikan usaha tersebut karena ingin memiliki perusahaan keluarga.
“Motivasi saya membuka usaha ini agar bisa memiliki perusahaan keluarga dan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain khususnya anak muda,” ungkapnya.
Keysha Kitchen merupakan pelaku UMKM yang menyediakan produk lokal UMKM Subang seperti strudel, cookies, cake, brownies dan lain sebagainya.
Nama Keysha Kitchen itu sendiri diambil dari nama dua anak perempuan Dewi yaitu Kyla dan Raisha.
Wanita yang pernah mengenyam pendidikan di SMAN 1 Subang tersebut mengataka, usaha tersebut merupakan fashion dirinya. Ia sangat senang menjalani profesi tersebut.
“Keysha Kitchen adalah passion of me, saya ngerjain semuanya pakai hati. Makanya itu resep utama kenapa produk saya beda dari yang lain. Saya pengen semua dikerjain se perpect mungkin,” ucap Dewi.
Ibu rumah tangga kelahiran Subang 16 February 1974 tersebut merasa haru dan bangga, karena produk UMKM miliknya tak hanya dikenal oleh masyarakat setempat saja bahkan bisa dikenal oleh pejabat-pejabat tinggi.
Baca Juga:Link Nonton Drakor Red Balloon, Klik di Sini Gratis!Nonton Drakor Island Sub Indo, Perlawanan Melawan Monster!
“Seneng akhirnya pelanggan saya ga cuman ibu rumah tangga aja, tapi banyak pejabat juga. Dari Kapolres 3 generasi, Kajari, Menteri, sampai Presiden alhamdulillah udah pernah ngerasaain produk buatan saya. Bahkan produk Keysha Kitchen juga udah sampai keluar negeri,” ungkapnya.
Selama menajalani usahanya, Dewi juga sempat memiliki kendala seperti dikejar deadline dan yang lainnya. Walaupun ia memiliki karwayan ia harus tetap memantau dan ikut serta dalam pembuatan produknya.
“Banyak bangett lelahnya karena untuk masakan biar dibantu karyawan tetap saya yang jadi pilotnya. Belum kalau pelanggan ngeburu-buru atau deadline sementara kita belum selesai kadang suka pusing, karena buat saya sukses itu adalah ketika customer bilang enak dan kita gak telat,” kata Dewi.