k. Setiap kelompok menampilkan hasil karya di depan kelas.
Evaluasi
Penyajian materi ajar perencanaan wilayah dengan topik Konektivitas Antarruang dan Perancangan Kawasan Lindung di Kota Palopo disertai beragam jenis evaluasi belajar. Evaluasi tersebut dimulai bahkan sejak tahap awal pelaksanaan. Jenis evaluasi belajar yang dilakukan yaitu:
a. Evaluasi proses belajar, dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang dinilai yaitu kedisiplinan (hadir tepat waktu, kelengkapan bahan dan alat, keaktifan serta ketepatan penyelesaian tahapan tugas), kemampuan dalam berdiskusi dan menyampaikan ide, dan kemampuan atau keahlian dalam mengerjakan tugas dengan tingkat kesulitan berbeda.
b. Evaluasi hasil belajar, dilakukan selama dan setelah pembelajaran dilaksanakan. Saat pembelajaran berlangsung, kemampuan siswa dievaluasi secara langsung melalui jawaban atas pertanyaan terkait materi ajar dan tugas. Sementara evaluasi lainnya dilakukan melalui penilaian tugas baik secara individu maupun kelompok.
Baca Juga:Keragaman Potensi Siswa, Bagaimana Menyikapinya?Bawaslu Ingatkan ASN dan Kades Tidak Terlibat Politik Praktis
Terdapat dua macam metode evaluasi yang dilakukan dalam karya praktik baik ini, yaitu:
a. Pemberian poin harian, dilakukan dalam proses belajar. Siswa yang memenuhi tuntutan atau aspek penilaian tertentu akan diberi poin, misalnya 2, 5, 10, dan 15 atau lebih. Poin tersebut diberikan secara langsung dan setiap siswa mencatat poinnya masing-masing di buku tulisnya. Poin harian juga diberikan kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru maupun temannya, atau dapat mengajukan saran, kritik, maupun koreksi yang baik terkait materi ajar.
b. Penilaian tugas individu dan kelompok, dilakukan terhadap hasil karya individu dan kelompok. Karya yang dinilai dalam praktik baik ini yaitu peta berbasis aplikasi di hape Android dan peta manual tentang konektivitas antarruang dan analisis kebutuhan pokok penduduk. Penilaian berikutnya yaitu karya peta Rancangan Kawasan Lindung Kota Palopo. Pada penilaian ini digunakan nilai rentang 0 – 100.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan tersebut berhasil mengakomodir beragam perbedaan kemampuan siswa, misalnya menggambar digital, menggambar manual, menghitung dan mengolah data angka, menganalisis, dan berkomunikasi dalam penyampaian/presentasi karya.
Refleks
Pembelajaran berdiferensiasi yang disajikan dalam karya praktik baik ini sejatinya tidak disiapkan untuk mengikuti seleksi maupun lomba apapun. Penulis hanya berupaya untuk membawa siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang kontekstual dan bermakna. Selain itu, praktik baik ini telah penulis terapkan selama beberapa tahun.