Di tahun 1858, ia berhasil mengambil alih seluruh tanah partikelir P&T Land menjadi milik pribadinya.
Selain sukses berbisnis kopi, PW Hofland juga pernah ditunjuk menjadi demang oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Untuk membuat dirinya eksklusif di tanah jajahannya, Hofland bersama delapan demang mendirikan gedung bernama Societe sebagai tempat berkumpul kelompok masyarakat eksklusif (societe).
Baca Juga:Streaming The Interest of Love Sub Indo, Kisah Cinta Satu Kantor yang Rumit2 Cara Melihat Foto yang di Private di HP OPPO dengan Mudah, Tidakd Harus Instal Aplikasi
Gedung yang beralamat di Jalan Ade Irma Suryani Nasution Nomor 2, Karanganyar, Subang itu kini dinamai Wisma Karya.
Museum Amerta Dirgantara Mandala Lanud Suryadarma
Jejak peninggalan Kolonial Belanda di Subang dapat juga dilihat traveler di Museum Amerta Dirgantara Mandala Lanud Suryadarma.
Di museum ini traveler bisa melihat bangunan sekolah penerbangan pertama di Indonesia.
Traveler juga bisa melihat pesawat-pesawat layang yang usianya sudah lebih dari 100 tahun. Pesawat-pesawat tua tersebut masih terpelihara dengan baik.
Sejarah Lanud Suryadarma dimulai pada 30 Mei 1914, ketika Belanda membangun satuan udara bernama Proef Vlieg Afdelin (PVA) atau Bagian Penerbangan Percobaan sebagai bagian dari pasukan Belanda di Hindia-Belanda, KNIL.
Sejak saat itu lapangan udara di Kalijati beroperasi dengan kondisi sederhana. Lapangan udara militer tertua di Indonesia tersebut masih berupa rumput dan bangsal-bangsal dari bambu.
Bangunan dan fasilitas, termasuk gedung markas pangkalan selesai dibangun pada 1917. Sementara, Museum Amerta Dirgantara Mandala sendiri diresmikan pada 1962.
Baca Juga:Free Link Nonton Stranger Things 5 Sub IndoGobar 3rd Anniv GMT Subang Digelar Sukses, Hadirkan Atlet MTB Nasional Afrizal Brasco, Tiyo Cahyadi dan Rama Teguh
Museum Rumah Sejarah Kalijati
Masih di kawasan Lanud Suryadarma terdapat pula Museum Rumah Sejarah Kalijati.
Museum ini merupakan saksi bisu penyerahan kekuasaan Belanda kepada Jepang di tanggal 8 Maret 1942.
Rumah Sejarah Kalijati merupakan tempat penentu berakhirnya kekuasaan Belanda dan dimulainya Pendudukan Jepang.
Setelah serangan tiba-tiba dari tentara Jepang, Belanda yang tidak siap menghadapinya terpukul mundur hingga akhirnya mengalami kekalahan.
Setelah itu, Panglima Ter Poorten mengajukan perundingan. Dalam perundingan tersebut Jenderal Imamura meminta agar Panglima Ter Poorten menyerah tanpa syarat dan menyerahkan seluruh Tentara Hindia-Belanda ke Jepang.