BANDUNG-Manajemen Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) bersama 20 perusahaan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) menjelang persiapan operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
MoU tersebut dilakukan untuk berbagai aspek layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), mulai dari penjualan tiket, sistem pembayaran, pengembangan kawasan dan aksesibilitas, integrasi moda transportasi, serta penerapan energi terbarukan.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menyebutkan, kerja sama dilakukan sebagai bagian dari upaya persiapan operasional KCJB. Kerja sama dilakukan untuk meningkatkan pelayanan KCJB pada calon penumpang, meningkatkan revenue stream serta memberikan dampak pada masyarakat di sekitar trase Kereta Cepat Jakarta – Bandung.
Baca Juga:Jelang Tahun Politik, Pentolan Partai BerkumpulKepala Desa Berpotensi Tinggi Giring Suara di Pilkada
“Pada prinsipnya kehadiran KCJB harus dapat memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang dan memberi dampak positif di masyarakat. Untuk itulah kerjasama ini terjalin,” jelas Dwiyana.
“Kami bersyukur dukungan dari berbagai pihak untuk KCJB ini sangat tinggi. Kami akan berupaya memaksimalkan semua dukungan itu agar KCJB selalu dapat membawa dampak yang positif bagi semua pihak dari waktu ke waktu,” ujarnya.
Dwiyana menyebutkan, KCJB adalah bisnis yang strategis dan memiliki potensi pengembangan yang baik. Karena itu, KCIC terbuka pada berbagai pihak untuk membangun kemitraan dari berbagai potensi yang ada. Bahkan dalam waktu dekat, KCIC juga akan membuka peluang kerja sama untuk naming right pada stasiun – stasiun yang akan dilintasi oleh Keretaapi Cepat Jakarta Bandung.
“Kami berkomitmen untuk selalu memberikan dampak positif bagi masyarakat dan negara. Karena itu potensi-potensi pengembangan yang ada terus kami gali dan kami bangun. Kami terbuka untuk melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dari kalangan BUMN ataupun perusahaan swasta yang ingin bersama-sama mengoptimalkan kehadiran KCJB,” tutup Dwiyana.