Menggembala Sapi, dari Hobi hingga Bernilai Ekonomi

Awal mula wabah Antraks di Gunungkidul
0 Komentar

PURWAKARTA-Adria Hasanudin adalah siswa Sekolah Menengah Pertama Negri Satu Atap (SMPN Satap) 2 Parungbanteng. Di usianya yang baru menginjak 14 tahun, Adria mengemban tanggung jawab menggembala sapi untuk membantu ekonomi keluarganya.

Tak ayal, Adria pun harus pandai-pandai membagi waktu antara sekolah dan menggembalakan sapi sepulang sekolah. Rutinitas ini telah dimulainya sejak duduk di kelas 5 SD.

Awalnya, Adria menggembalakan sapi milik orang lain, hingga dirinya mendapatkan bagian. Dan kini, Adria sudah memiliki empat ekor sapi. Setiap pulang sekolah Adria bergegas mengeluarkan sapinya, tak peduli cuaca hujan, dirinya tetap semangat.

Baca Juga:Hormati Pendiri Pondok Pesantren Pesantren Al AsyariyahHarga Beras, Pedagang Bisa Jual Beras Premium Bulog

“Sepulang sekolah saya langsung ngangon (menggembala) sapi. Ada delapan ekor sapi yang saya angon. Empat punya saya dan sisanya punya orang lain yang dititip ke saya untuk dipelihara,” kata Adria kepada koran ini saat ditemui, beberapa waktu lalu.

Meski tak seperti kebanyakan anak seusianya yang memilih bermain setiap pulang sekolah, Adria mengaku ikhlas dan menyukai rutinitasnya itu. Diketahui, ibunya bekerja kuli serabutan di sawah, sedangkan ayahnya sudah lebih dari lima tahun meninggal dunia karena sakit.

“Saya ngangon sapi selepas pulang sekolah, tapi kadang-kadang sapi saya bawa ke dekat lingkungan sekolah agar pas jam istirahat bisa saya awasi,” ujarnya.

Menurut Adria semua ini dia lakukan demi bisa terus melanjutkan pendidikanya. Pasalnya, setiap ada kebutuhan sekolah yang harus dipenuhi, dia pun bisa menjual sapinya.

Remaja yang berdomisili di Kampung Cibodas, Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari ini, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Anah dan almarhum Hasan.

Meski setiap hari harus menggembalakan sapi, Adria mengaku tak merasa malu atau minder. “Teman-teman bahkan guru di sekolah memberi jempol, karena saya mau berusaha untuk membantu orang tua,” ucap Adria.

Terpisah, Kepala SMPN Satap 2 Parungbanteng, Mokhamad Aripin mengatakan, keseharian Adria menggembalakan sapi merupakan wujud penerapan kebijakan pendidikan vokasional. Yakni, pendidikan di luar lingkungan sekolah yang menunjang kemampuan diri.

Baca Juga:MP3 Juice apk Free Download Musik MP3Link Nonton Drakor Island Terbaru Sub indo

“Saat ini jarang kita temukan anak-anak mau menggembala hewan ternak. Biasanya anak-anak seusia Adria itu pulang sekolah terus bermain,” kata Aripin.

0 Komentar