KOTA BANDUNG-Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Dr. H. Edwin Senjaya, S.E., M.M., mengikuti Musrenbang Kecamatan Regol 2023-RKPD 2024, di Hotel Savoy Homann, Bandung, Selasa (7/2). Dalam paparannya, Edwin mengungkapkan, Kota Bandung sudah menunjukkan situasi pulih dari pandemi. Ini dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung yang sempat anjlok hingga tujuh persen ke minus dua persen saat pandemi.
Dipastikan kondisi itu, kata Edwin, memengaruhi program pembangunan di Kota Bandung. Namun, sedikit demi sedikit, Kota Bandung memperlihatkan kemajuan hingga hampir menyentuh laju pertumbuhan ekonomi di angka lima persen.
Kemudian, lanjutnya, ketersediaan APBD kembali menginjak nilai Rp7 triliun. Bagi Edwin, ini saat tepat untuk pemulihan ekonomi.
Baca Juga:Asep Sutandi Nyaleg dari Partai GerindraPenuhi Hak Politik, Disdukcapil Karawang Rekam Data Warga Binaan
“Saya sering menyampaikan kepada Pak Wali Kota, tahun ini masa kepemimpinan Pak Wali Kota berakhir. Saya berharap ada legacy (warisan, Red) terbaik sehingga program-program janji wali kota terwujud,” kata Edwin melalui rilisnya, Rabu (8/2).
Dirinya menggarisbawahi, terkait masalah Kota Bandung, termasuk di Kecamatan Regol yakni masalah stunting. “Sedih rasanya di Kota Bandung masih ada masalah stunting. Kalau di negara miskin seperti Uganda, Somalia, tanpa sumber daya maksimal, itu mungkin bisa diwajarkan,” ujarnya.
Bandung, sambungnya, sangat subur sehingga tidak boleh seperti ini. Harapannya semua tergerak dan memiliki kepedulian. “Karena yang menjadi angka stunting itu adalah tetangga kita, membutuhkan uluran tangan kita. Saya berharap tidak terlalu terkendala oleh birokrasi,” ucapnya.
Terkait penyakit menular seperti HIV, Edwin telah menerima banyak desakan dari berbagai pihak untuk segera membentuk Raperda Pelarangan LGBT di Kota Bandung. Dirinya melihat pergerakan LGBT ini semakin menjadi-jadi.
Oleh karena itu, Edwin berharap warga Regol mendukung terciptanya regulasi yang membatasi pertumbuhan pengaruh LGBT di Kota Bandung. “Saya lihat banyak yang kebakaran jenggot, banyak yang menolak dengan alasan masalah HAM. Saya dan pimpinan lain telah bersepakat raperda LGBT ini lanjut ke Bapemperda,” katanya.
Di luar sana, lanjutnya, banyak pihak yang menentang. Maka, ini bagian dari jihad. “Memberikan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Kita bukan memusuhi. Kita memberikan edukasi,” ujarnya.