Guru dan Sekolah Penggerak, Lorong Terang Pendidikan Nasional

Guru dan Sekolah Penggerak, Lorong Terang Pendidikan Nasional
0 Komentar

Oleh UNU NURAHMAN

Guru Penggerak SMAN 1 Leuwimundingg – Jawa Barat

Pengajar Praktek Angkatan 6

Program Guru Penggerak (PGP) dan Program Sekolah Penggerak (PSP) merupakan lorong terang pendidikan Indonesia yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan ekosistem sekolah untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak atau berpusat kepada murid (student-centered learning) sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara (KHD) pendiri Taman Siswa sehingga diharapkan nantinya lahir generasi emas pelajar Indonesia yaitu Profil Pelajar Pancasila.

Menarik sekali membaca tulisan opini Darmaningtyas, Penasehat Persatuan Keluarga Besar Taman Siswa yang dimuat di kompas.id pada tanggal 10 Februari 2023 yang merupakan kritisi terhadap diantaranya Program Guru Penggerak (PGP), Program Sekolah Penggerak (PSP) sebagai lorong gelap pendidikan nasional. Sebuah tulisan opini yang dimuat di media terbesar nasional dengan kurasi yang sangat ketat tentunya menarik untuk dicermati. Seperti kita ketahui, menulis (writing) merupakan bagian dari keterampilan berbahasa (language skills) yang membutuhkan ketelitian. Bagaimanapun intelektualitas penulis akan tercermin setidaknya dari aspek linguistik (penggunaan aturan bahasa Indonesia yang benar) dan kedalaman substansi opini.

Linguistik

Dalam opini ini, penulis (Darmaningtyas) menggunakan beberapa singkatan seperti Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (BMKM), sasaran kinerja pegawai (SKP), kepala sekolah (KS), guru penggerak (GP) dan calon guru penggerak (CGP). Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), singkatan artinya adalah sebuah susunan kata atau kalimat yang dipendekkan menjadi satu huruf atau lebih. Huruf besar yang menjadi pola singkatan adalah huruf awal kata. Oleh karena itu, penulisan yang benar adalah Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), Kepala Sekolah (KS), Guru Penggerak (GP) dan Calon Guru Penggerak (CGP). Ini mungkin hal sepele buat sang penulis tetapi harus diingat kesalahan susunan huruf dalam suatu singkatan dapat menunjukkan entitas yang berbeda.

Substansi

Baca Juga:Pemanfaatan Hutan Rakyat di Blora Jawa Tengah dan PelestarianyaIdentifikasi Karakter Siswa untuk Keberhasilan Pembelajaran, Sebuah Tantangan Guru

Darmaningtyas dalam tulisannya menyatakan bahwa bahwa lorong gelap pendidikan terlihat jelas pada Program Guru Penggerak (PGP) dan Program Sekolah Penggerak (PSP) sebagai prioritas. PGP dinilainya mengabaikan ketentuan-ketentuan berbasis pengalaman manajerial dalam rekrutmen kepala sekolah. Guru senior yang telah mengikuti diklat LP2KS tak bisa diangkat menjadi KS serta GP dianggap tidak memiliki bekal manajerial dan kepemimpinan yang cukup dari pelatihan calon guru penggerak (CGP). Pernyataan Darmaningtyas menarik untuk ditelah dengan melihat fakta yang ada.

0 Komentar