SUBANG– Kasus pengoplosan Beras Bulog (SPHP) berhasil diungkap oleh Satreskrim Polres Subang dalam Konferensi Pers pada Selasa (7/3). Kabulog Subang Ramaijon Parulianpurba pun angkat bicara dan menyesalkan perbuatan tersangka.
Menurutnya, beras yang disalahgunakan tersebut merupakan beras untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan guna mengantisipasi inflasi.
“Saya sangat menyesalkan adanya Kasus pengoplosan Beras Bulog tersebut. Sejatinya, beras bulog itu bisa menjamin ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga, agar daya beli masyarakat terjangkau,” ujar Ramaijon Paraluinpurba saat dimintai keterangan oleh Pasundan Ekspres.
Baca Juga:Flexing dan Lunturnya Budaya KetimuranHari Perempuan Internasional ,Kepala DP2KBP3A: Minimalisir Kekerasan Terhadap Perempuan
Ramaijon mengatakan, beras Bulog seharusnya dijual kepada masyarakat dengan harga Rp9.450 per kilogram. Namun, tersangka pelaku pengoplosan beras Bulog menjual harga beras tersebut kepada masayarakat dengan harga lebih tinggi, agar bisa meraup keuntungan besar.
Saat ditanya, apakah ada keterlibatan dari pihak Bulog, Ramaijon menegaskan, sejauh ini belum ada dan semoga tidak ada. “Jika nantinya ditemukan keterlibatan dari pihak Bulog, dirinya akan menindaklanjuti hal tersebut ke ranah hukum,” katanya.
Tak hanya itu, ia juga mengapresiasi kepada jajaran Polres Subang yang telah menyelidiki dan mengungkap kasus ini.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Polres Subang yang sudah mengungkap kasus ini. Semoga kasus seperti ini tidak terulang kembali,” ucapnya.(cdp/ery)