KARAWANG-Menjelang musim tanam April-September (Asep) yang diprediksi dimulai saat Bulan Ramadan 2023, Pupuk Kujang selaku anak perusahaan Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk subsidi sebanyak 98.921,3 ton untuk memenuhi kebutuhan petani di wilayah Jawa Barat dan Banten.
VP Komunikasi Perusahaan Pupuk Kujang, Andi mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun hingga Selasa, 7 Maret 2023, stok tersebut terdiri dari urea sebanyak 56.333 ton dan NPK sebanyak 42.387 ton. “Stok pupuk tersebut sesuai dengan ketentuan minimum yang diatur pemerintah. Stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan petani selama beberapa minggu kedepan,” katanya.
Stok pupuk subsidi di Jawa Barat mencapai 87.942 ton, terdiri dari urea sebanyak 49.481 ton dan NPK sebanyak 38.461 ton. Adapun stok pupuk bersubsidi di Banten mencapai 10.778 ton. Terdiri dari urea 6.852 ton dan NPK sebanyak 3.926 ton.
Baca Juga:Tidak Ada Kata Damai Kasus Pelecehan SeksualBanyak Penolakan Karawang Jadi Tempat Buang Sampah
Seluruh pupuk subsidi ini merupakan hak petani yang telah memenuhi persyaratan yang diatur dalam Permentan nomor 10 tahun 2022.
Berdasarkan aturan itu, petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi yaitu petani yang tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektare, dan menggunakan Kartu Tani (untuk wilayah tertentu). Andi menjelaskan, petani dapat menebus pupuk bersubsidi pada kios-kios resmi yang telah ditentukan untuk melayani kelompok tani setempat.
“Permentan Nomor 10 Tahun 2022 juga menetapkan sembilan komoditas saja yang mendapat pupuk bersubsidi, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi. Sembilan komoditas ini merupakan komoditas pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi sehingga komoditi yang lain tidak lagi mendapat alokasi,” ungkapnya.
Sebagai bentuk optimalisasi distribusi, Pupuk Indonesia telah memanfaatkan Distribution Planning and Control System (DPCS). Teknologi informasi ini merupakan sistem terintegrasi yang didesain untuk melakukan kontrol rantai pasok distribusi pupuk subsidi secara optimal.
Melalui aplikasi tersebut, Sistem DPCS Pupuk Indonesia tersebut didukung oleh jaringan distribusi yang luas. Diantaranya 4 unit pengantongan, 6 unit Distribution Center (DC), 203 kapal laut, 6.000 lebih truk, 600 gudang penyangga dan distributor.
“Datanya realtime, jadi kami dapat memantau stok pupuk subsidi mulai dari lini produksi hingga ke tingkat distributor,” katanya.(ddy/ery)