SUBANG-Kasus meninggalnya Kurnaesih bersama bayi yang di kandungnya menjadi catatan kelam pelayanan kesehatan di Kabupaten Subang. Walaupun pemerintah dan RSUD Ciereng Subang sudah meminta maaf, tetap saja Kemenkes, Legislator RI, KSP dan juga masyarakat masih mengecam peristiwa tersebut.
“Kami terus berbenah pasca peristiwa tersebut,” ungkap Kepala Sub Bagian Humas RSUD Subang Sri Mulyati, Kamis (9/3).
Dia mengatakan, manajeman akan melakukan pembinaan kepada tenaga medis dan non medis agar melakukan pelayanan dan komunikasi yang lebih baik lagi terhadap pasien.
Baca Juga:Sopir Pengangkut Sampah Protes Jadwal Pengiriman dan Keluhkan PungliJalan Rusak Makan Korban Jiwa, Gema Cilamaya Mengadu ke DPRD
Selain itu, jelas dia, pihaknya pun melakukan Audit Maternal Perinatal (penelusuran kembali kejadian kematian ibu dan bayi).
Sri mengklaim, pihaknya pun melakukan penambahan satu bed khusus di ruangan ICU, termasuk tenaga medis. Di samping itu juga akan melakukan peningkatan SDM terhadap tenaga kesehatan di ruangan tersebut.
“Peningkatan SDM itu akan kami lakukan,” katanya.
Tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sri Prihastuti mengatakan, soal kematian ibu dan bayi karena tidak mendapatkan pelayanan di RSUD Ciereng Subang seharusnya melakukan penanganan medis sementara.
Administrasi bisa diselesaikan selanjutnya. “Jangan ada lagi kasus seperti ini,” katanya.
Bupati Subang H Ruhimat saat mengunjungi RSUD beberapa waktu lalu mengatakan, pihak RSUD harus melakukan perbaikan perbaikan baik dari fasilitas juga pelayanan terhadap pasien.
Bahkan, kasus kematian ibu dan anak asal Tanjungsiang tersebut saat ini menjadi sorotan Polres Subang. Polisi akan melakukan pengembangan dan serangkaian penyelidikan untuk mengusut kasustersebut.
“Ada beberapa saksi yang kita mintai keterangan, jika ada unsur pidananya kita lakukan penindakan,” ungkap Kapolres Subang AKBP
Sumarni SIK.(ygo/ysp)