Niat Puasa Ramadhan dan Buka Puasa beserta Artinya, 4 Imam Mazhab, Simpan Biar Gak Lupa!

Niat Puasa Ramadhan dan Buka Puasa beserta Artinya, 4 Imam Mazhab, Simpan Biar Gak Lupa!
Niat Puasa Ramadhan dan Buka Puasa beserta Artinya, 4 Imam Mazhab, Simpan Biar Gak Lupa!
0 Komentar

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

4). نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

Nawaitu shauma Ramadhāna

Artinya, “Aku berniat puasa bulan Ramadhan.”

5). نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ

Nawaitu shauma ghadin min/’an Ramadhāna

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.”

6). نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ

Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati ‘an fardhi Ramadhāna

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.”

Baca Juga:Samsung Galaxy S23 Ultra Harga dan Spesifikasi, Berikut Kekuatan Snapdragon 8 Gen 2 for Galaxy S23 Series 5GTERBARU! Minecraft 1.19 Download Gratis, Lengkap Link Minecraft Legends

Walaupun terjadi perbedaan pendapat dalam hal bacaan lafadz dan niat puasa ramadhan, akan tetapi tidaklah mengubah substansi lafal niat puasa Ramadhan tersebut.

Redaksi (1) dikutip dari Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu.

Lalu, Redaksi (2) dan (6) dinukil dari Kitab Asnal Mathalib.

Kemudian Redaksi (3) dikutip dari Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam.

Redaksi (4) dan (5) diambil dari dari Kitab I’anatut Thalibin.

Dan, Redaksi pelafalan yang tampaknya sulit diterima menurut kaidah gramatikal bahasa Arab (nahwu) ialah komposisi sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةُ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanatu lillāhi ta‘ālā

karena menganggap kata “Ramadhani” sebagai mudhaf dan diakhiri dengan “sanatu” yang entah apa kedudukan gramatikalnya karena agak jauh ta’wilnya untuk ditarik ke arah mana pun.

Wallahua’lam.

(Silahkan kritikan dan saran jika terdapat kesalahan dalam penulisan Ayat, Dalil dan Hadit’s). 

Sepakat ambil, tidak sepakat tinggalkan, Hindari berdebat perihal Agama jika memang sudah berpedoman pada dalil hadit’s dan Al-Qur’an.

Seperti dalam Surah An-Nisa’ Ayat 59:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

Baca Juga:Pinjaman Online Langsung Cair KTP 24 Jam, Emang Ada? Cek di Sini CobaApa itu Ratib Al Haddad? Teks Rotibul Haddad Arab Latin dan Artinya, Download PDF di Sini

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.

Contoh Do’a berbuka puasa menurut 4 Imam Mazhab:

  1. Doa berbuka puasa menurut Imam Abu Hanifah (Madzhab Hanafi):
    “اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت وعليك توكلت”
    Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka, dan kepada-Mu aku bertawakkal.”
0 Komentar