Waktu itu hari Jumat diakhir bulan Februari 2023.
Melahirkan ketenangan jiwa bukan sikap jumawa apalagi flexing.
Pamer kekayaan yang tak pantas. Entah sumber kekayaan itu dari jalan lurus atau berkelok.
Flexing lahir dari sikap hedonism -mengejar kesenangan dan kenikmatan, sebagai tujuan.
Untuk meraihnya, kadang menggoda orang berbuat tak pantas bin lewat batas.
Baca Juga:Jelang Lebaran, Ridwan Kamil Perintahkan Linmas Kawal Rumah PemudikCara Transfer OVO ke ShopeePay: Nikmati Belanja Online Tanpa Batas!
Menabrak nurani, kepatutan, dan aturan. Tontonan kemewahan, gaya hidup berlebihan, dan konsumtif, melahirkan kebebalan empati dan nurani.
Pojokan 146, Flexing vs Sepatu Jebol
Sang pejabat yang satu ini, mungkin sedang menjalankan jalan “pathe”-nya Aristoteles.
Bahwa hidup adalah bagian dari keseimbangan antara senang dan sedih.
Jalan “Pathe” tidak menjadikan hal yang profan sebagai unsur primer dalam mencari kesenangan.
Tetapi justru, kesenangan atau rasa sakit harus tunduk pada interpretasi pribadi yang bijak.
Sebab bisa jadi, hal yang menyenangkan atau membahagiakan bagi dirinya, tidak menyenangkan bagi orang lain.
Tak ingin membandingkan dengan maraknya flexing dari banyak kalangan, sepatu jebol dan harga sepatu pembelian ADC sudah bisa memberi makna.
Para pembaca yang budiman bin bijak, sudah pasti bisa menilainya. (Kang Marbawi, 07.04.23)