SUBANG-Flying Tea atau lebih dikenal dengan Bukit Santiong menawarkan wahaya paralayang di atas kebun teh.
Dibuka sejak tahun 2015. Berlokasi di perbatasan Kecamatan Ciater dan Sagalaherang tepatnya di Kampung Panaruban Desa Cicadas.
“Wisata ini berkonsep sesuai namanya Flying Tea yaitu terbang di atas teh atau kebun teh,” ujar Sopian pengelola wisata.
Baca Juga:Stabilkan Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat, Wagub Uu dan Wamen Gelar Operasi Pasar di SoreangTridjaya Elektronik Buka Cabang Ketiga, Lokasinya di Soklat
Untuk mencoba paralayang ini pengunjung perlu keberanian dan pengetahuan dalam mengemudikannya.
Namun tidak usah khawatir pnagi pengunjung yang belum terbiasa bisa didampingi oleh petugas yang sudah terlatih.
“Paralayang ini sangat tergantung pada keadaan cuaca, jadi belum tentu setiap hari buka. Misal kalau hujan terus angin kencang itu bisa berbahaya bagi pilotnya,” ungkapnya.
Untuk harga tiket masuk ke Bukit Santiong ini pengunjung dikenakan tarif weekend Rp15.000 dan weekday Rp10.000.
Sedangkan untuk naik paralayang pengunjung dikenakan tarif Rp400.000 sekali terbang.
Selain paralayang, pengunjung juga bisa berkemah di Bukit Santiong yang sudah dilengkapi fasilitas seperti mushola dan toilet, dengan hanya membayar Rp 50.000 per orang dan membawa tenda dari rumah.
“Mudah-mudahan ke depan semakin banyak pengunjung dan harus ada perubahan atau inovasi baru untuk wisata ini karena sudah banyak pesaing,” pungkasnya.(acp/ysp)