PASUNDAN EKSPRES – Rusia, melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova, mengeluarkan peringatan keras setelah NATO memastikan Ukraina akan menjadi anggota aliansi tersebut.
Reaksi Rusia terhadap Rencana Ukraina Bergabung dengan NATO
Zakharova menegaskan bahwa rencana Ukraina untuk bergabung dengan NATO sangat “berbahaya” dan dapat menyebabkan keruntuhan sistem keamanan Eropa.
Ia menuding NATO berusaha mengompori Ukraina untuk mengalahkan Rusia dengan janji-janji keanggotaan di aliansi setelah perang berakhir, yang menurutnya merupakan upaya untuk “mengalahkan” Rusia di Ukraina.
Baca Juga:Evakuasi Massal di Belgorod Rusia Setelah Ditemukan Bom Tidak Meledak: Kondisi Terkini dan DampaknyaSpesifikasi Lengkap Nokia X30 5G: Kamera, Layar, Performa
Kekhawatiran Rusia dan Respons NATO terhadap Rencana Ukraina
Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina, Rusia telah menolak keras rencana Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
Hal ini menjadi salah satu alasan Kremlin menginvasi Ukraina, karena khawatir negara mereka akan dikelilingi oleh anggota NATO. Kekhawatiran Rusia semakin meningkat setelah Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menyatakan bahwa masa depan Ukraina ada bersama NATO saat mengunjungi Kiev untuk pertama kalinya sejak invasi.
Stoltenberg bahkan menyatakan bahwa semua anggota NATO telah sepakat agar Ukraina bergabung dengan aliansi tersebut. Meskipun demikian, ia tidak memberikan tanggal pasti kapan hal itu akan terjadi. Stoltenberg juga menekankan pentingnya jaminan keamanan bagi Ukraina, karena perang belum berakhir dan harus dipastikan bahwa sejarah tidak akan terulang.
Namun, invasi Negara Beruang di Ukraina telah membuat prospek Ukraina menjadi anggota NATO semakin rumit. Ancaman dari Moskow bahwa Ukraina bergabung dengan NATO akan menyebabkan konfrontasi langsung dengan Rusia, telah menambah kompleksitas situasi geopolitik di wilayah tersebut.
Rusia menegaskan bahwa langkah Ukraina untuk bergabung dengan NATO adalah suatu tindakan provokatif yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut antara Rusia dan NATO.