Pasundan Ekspres – Fakta ikan buntal yang banyak diketahui orang banyak adalah ikan buntal merupakan ikan yang memiliki racun mematikan. Namun, selain itu ada beberapa fakata lain terkait dengan ikan buntal.
Lalu, apa saja fakta ikan yang menjadi makanan shusi ini?
Ikan yang Sangat Beracun
Ikan buntal mengandung racun tetrodotokxin yang menyerang system saraf dan mematikan. Bahkan racun ini lebih mematikan dari sianida.
Keracunan ikan buntal dapat menimbulkan gejala seperti mati rasa pada mulut, mual, dan muntah.
Baca Juga:Makanan Khas Jawa Timur yang Wajib Kamu Coba, No 5 Jadi Rebutan!Ide Jualan Makanan Modal Sedikit untung Menjanjikan, Bisa Dicoba untuk Sampingan!
Kasus keracunan di Jepang sebagian besar akibat dari mengonsumsi ikan buntal. Bahkan dari beberapa kasus keracunan berujung pada kematian.
Membersihkan Dengan Hati-hati Sebelum Mengonsumsinya
Racun yang terdapat dalam hati, kelenjar kelamin, dan kulit ikan buntal sangat berbahaya jika cara membersihkannya tidak hati-hati.
Oleh karena itu, ikan buntal tidak boleh mengolah dan mengonsumsinya secara sembarang.
Menu masakan Ikan buntal hanya boleh tersaji pada restoran tertentu yang mana terdapat koki khusus yang memiliki sertifikat dan keahlian khusus dalam mengolah ikan buntal.
Racunnya Tidak Hilang Walau Dimasak
Racun tetrodotokxin yang terkandung dalam ikan buntal tidak dapat hilang meskipun sudah memasaknya ataupun membekukannya.
Jika tidak bisa mengolahnya dengan benar, racun dari organ tubuh ikan buntal bisa tersebar dan menyerap kedalam dagingnya.
Gejala Keracunan
Ada 4 gejala ketika seseorang keracunan ikan buntal:
Tahap pertama, area mulut terasa mati rasa disertai dengan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, atau diare. Gejala ini muncul biasanya 10-45 menit setelah mengonsumsi ikan buntal.
Baca Juga:Sejuta Manfaat Serum Hanasui, Mulai Dari Atasi Jerawat Sampai Bikin Wajah Glowing!Atasi Asam Urat dengan Daun Sidaguri, Begini Cara Mengolahnya
Tahap kedua, mati rasa pada bagian wajah. Tidak jelas berbicara atau cadel, kehilangan keseimbangan, dan tubuh lemas atau tidak bisa bergerak
Tahap ketiga, tubuh menjadi lumpuh atau tidak bisa digerakan sama sekali, tidak bisa bicara, gagal nafas, dan pupil mata membesar.
Tahap ke empat, tahap terakhir adalah gagal nafas parah, kadar oksigen dalam tubuh berkurang, detak jantung melambat, penurunan tekanan darah, gangguan irama jantung, dan penurunan kesadaran.