SUBANG-Pemkab Subang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Subang turun langsung mengecek bendungan yang dibuat swadaya oleh petani di Kampung Kepuh, Desa Sukahurip, Kecamatan Cijambe, pada Kamis 8 Juni 2023.
Kepala Dinas PUPR Subang, Heri Sopandi telah memerintahkan Kabid Pengairan Dinas PUPR Subang, Juli dan sejumlah staf untuk melihat langsung kebutuhan para petani di sana.
Perwakilan dari Pemda Subang itu mengecek langsung kondisi bendungan di sana setelah mendapat aspirasi dari masyarakat. Masyarakat menginginkan agar dibangunkan bendungan permanen.
Baca Juga:Darmawan Santosa Nyaleg dari Dapil 5, Akan Tingkatkan SDM Masyarakat PanturaLPM Kelurahan Wanareja Gotong Royong Bersihkan Lingkungan
Kabid Pengairan Dinas PUPR Subang, Juli didampingi oleh sejumlah staf langsung melakukan analisa kebutuhan. Dia menyampaikan, hasil analisa di lapangan akan langsung dilaporkan kepada pimpinan.
Menurutnya, untuk membuat bendungan yang sifatnya permanen perlu melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
“Untuk taksiran biaya cukup besar untuk buat bendungan ini, lebih dari satu miliaran. Buat bendungan bukan hanya menahan air saja, tapi bagaimana menata salurannya biar bisa maksimal,” jelasnya.
Sementara itu, aktivitas petani secara gotong royong membangun bendungan sementara dari bebatuan itu sudah dilakukan sejak puluhan tahun. Memang capek, tapi jika tidak dilakukan mereka tidak bisa menanam padi. Air tidak bisa masuk ke area pesawahan seluas 80 hektare itu.
Bendungan sementara yang dibangun itu hanya berfungsi untuk satu kali setiap tahunnya. Saat musim hujan, bendungan sementara itu lenyap diterjang derasnya air Sungai Cilamatan.
Kini petani berharap kepada pemerintah agar dibangun bendungan permenan. Dengan adanya bendungan permenan, para petani bisa menaman padi tiga kali dalam setahun. Dengan begitu, perekonomian masyarakat setempat menjadi meningkat.
Ketua RW 03 Desa Sukahurip, Dede Taufik Hidayat menyampaikan, bendungan sementara yang dibuat hanya mampu mengairi 40 hektare dari 80 hektare sawah. Jika ada bendungan permenan maka seluas 80 hektare bisa teraliri air.
Baca Juga:As Syifa Luluskan Ribuan Santri Tahun Ini, Ketua Yayasan Berpesan Agar Bantu Selesaikan Permasalahan UmatWanita Belia di Karawang Jadi Korban Perdagangan Orang, Pelaku Akhirnya Dibekuk Polisi
Selain petani berharap dibuatkan bendungan yang sifatnya permenan, mereka menginginkan ada bantuan pipanisasi dari pemerintah. Memang sejauh ini ada bantuan pipa, hanya bagi petani itu masih kurang. Mereka kerap swadaya untuk membeli pipa.