PASUNDAN EKSPRES – Dalam rangka melestarikan warisan budaya takbenda (WBTb), Pemerintah Provinsi Jawa Barat, di bawah kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil, telah melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Pencak Silat di Kiara Payung, Kecamatan Sukasari, Sumedang.
Proyek ini bertujuan untuk menciptakan pusat budaya yang akan menjadi simbol kecintaan dan kebanggaan atas seni bela diri tradisional Indonesia.
Diharapkan, pembangunan gedung ini akan memengaruhi budaya dunia, sebagaimana yang telah berhasil dicapai oleh Korea melalui film dan musiknya.
Read more:
Baca Juga:Prinsip Keterbukaan Informasi: Memahami Pentingnya Akses Terhadap BudayaTahap Akhir Tol Cisumdawu Juni 2023: Menyambut Angin Segar Bagi Masyarakat
Tahapan Pembangunan Gedung Pencak Silat Sumedang
Pembangunan Gedung Pencak Silat Sumedang akan dilaksanakan dalam dua tahap dengan total anggaran sekitar Rp 30 miliar.
Tahap pertama dimulai pada awal tahun 2023 dengan anggaran sekitar Rp 26 miliar, sedangkan sisanya akan dilaksanakan pada tahap kedua.
Dengan mengadopsi pendekatan ini, diharapkan pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target waktu yang ditetapkan.
Pencak Silat: Lebih dari Sekadar Bela Diri
Pencak silat merupakan seni bela diri yang memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri.
Terdapat lima elemen utama yang membedakan pencak silat dari bela diri lainnya.
Pertama, adalah beladiri itu sendiri yang melibatkan gerakan-gerakan khas dan teknik-teknik tertentu.
Baca Juga:Nonton Gratis Film Meant to Be Sub Indo: Drama Korea yang Menguras Air MataInvestigasi Dugaan Kebocoran Anggaran di PDAM Purwakarta: Siap Menyelidiki dengan Sistem Informasi Manajemen Indikasi Korupsi (Simpink)
Kedua, adalah seni tari ibing yang memukau dengan kegrasian dan keindahannya.
Ketiga, adalah musik kendang penca yang mengiringi setiap gerakan dan aksi dalam pencak silat.
Keempat, adalah keberagaman fashion atau pakaian khas dari masing-masing daerah yang menambah pesona seni bela diri ini.
Dan yang kelima, adalah filosofi berjiwa kesatria yang mengajarkan kesetiaan beragama dan keberanian.
Melalui keunikan dan keistimewaan ini, Ridwan Kamil berharap bahwa pencak silat dapat menjadi budaya yang memengaruhi dunia sebagaimana halnya Korea dengan film dan musiknya.
Belum cukup hanya dengan aspek bela diri, namun juga melalui musikalitas kendang penca, kegrasian tari ibing, keunikan fashion adi busana, dan filosofi hidupnya yang mendalam.