PASUNDAN EKSPRES – Pondok pesantren Al Zaytun telah menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Tidak mengherankan, kepemimpinan ponpes oleh Panji Gumilang diduga mengajarkan pendidikan yang menyimpang dari syariat Islam, menjadikannya kontroversial.
Yang terbaru, Panji Gumilang mengajarkan aturan yang aneh mulai dari mengubah kalimat syahadat hingga melakukan ibadah haji tanpa pergi ke Mekkah. Berikut ini penjelasan tentang cara naik haji ponpes Al Zaytun yang dianggap menyesatkan.
Naik Haji Tanpa ke Mekkah
Panji Gumilang mengajarkan bahwa ibadah haji tidak perlu dilakukan di Tanah Suci Mekkah, tetapi sudah cukup dilakukan di ponpes Al Zaytun. Mantan pengurus ponpes bernama Ken Setiawan secara langsung mengungkap hal ini. Pada satu kesempatan, Ken Setiawan menyatakan bahwa Panji Gumilang mengajarkan kepada para santri bahwa mereka dapat melaksanakan ibadah haji dengan mengunjungi ponpes pada tanggal 1 Muharram.
Baca Juga:Sibuk Promo Film Suzzana Malam Jumat Kliwon, Luna Maya Ngaku Tak Fit Main di Lagi-lagi TenisLuna Maya Kembali Perankan Suzzanna di Film Malam Jumat Kliwon Siap Menghantui Penonton pada 3 Agustus 2023
Pada tanggal tersebut, semua Koordinator Wilayah (Korwil) Ponpes Al Zaytun dan para santri melaksanakan ritual haji, yang membuat suasana menjadi ramai. Namun, ritual haji yang dilakukan bukanlah mengelilingi Ka’bah, melainkan mengelilingi pesantren Al Zaytun.
“Di dalamnya, sekitar 250 ribu jamaah hadir, dan setiap Korwil juga melaksanakan ritual ibadah haji. Misalnya, melakukan tawaf tidaklah mengelilingi Ka’bah, tetapi mengelilingi pesantren yang memiliki luas 1.200 hektar,” ungkap Ken.
“Kita mengucapkan takbir Allahu Akbar, bahwa inilah Islam yang besar, mewah, megah, dan fasilitasnya lengkap,” tambah Ken.
Cara Nyeleneh Tawaf dan Lempar Jumrah
Selain itu, cara melakukan tawaf di Al Zaytun sangat berbeda dari ibadah haji umumnya. Korwil dan para santri dikatakan mengagungkan fasilitas-fasilitas ponpes Al Zaytun.
“Tawaf tersebut mengagungkan Al Zaytun beserta semua fasilitasnya. Saya rasa setiap orang yang pergi ke sana akan mengucapkan Subhanallah, begitu besar dan luas,” ujar Ken.
Selain itu, para santri ponpes Al Zaytun juga diajarkan oleh Panji Gumilang cara melempar jumrah yang berbeda. Mereka tidak menggunakan kerikil seperti yang dilakukan di Mekkah, tetapi mereka diajarkan untuk melempar bahan bangunan dalam bentuk uang.
“Ada juga istilah lempar jumrah seperti yang dilakukan di Mekkah dengan menggunakan kerikil. Namun di ponpes Al Zaytun, para jamaah diminta untuk melempar ‘semen’ dalam bentuk uang,” jelas Ken.