PASUNDAN EKSPRES – Dalam beberapa waktu terakhir, Ponpes Al-Zaytun yang terletak di Indramayu, Jawa Barat menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Pasalnya, meski tengah dilanda kontroversi dan demo dari sebagian masyarakat, Ponpes Al Zaytun mengklaim bahwa ribuan santri baru tetap mendaftar.
Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk Taufik Hidayat, seorang peneliti yang telah mengkaji Al-Zaytun secara mendalam.
Read more:
Baca Juga:Baca Komik Jiryuu Doragon Terbaru Chapter 48 Bahasa IndonesiaCek di SINI: 10 Game Penghasil Uang Tercepat 2023 Terbukti Bisa Withdraw
Pendaftaran Ribuan Santri Baru Saat Tengah Kontroversi
Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena pendaftaran ribuan santri baru di Ponpes Al-Zaytun menjadi sorotan banyak orang.
Taufik Hidayat sebagai peneliti terkemuka dalam bidang ini menilai bahwa pendaftar tersebut sebagian besar berasal dari kelompok anak-anak yang merupakan bagian dari sayap teritorial Negara Islam Indonesia (NII) yang terafiliasi dengan Al Zaytun.
Taufik menjelaskan bahwa akses pendaftaran santri baru tersebut diperoleh karena orang tua mereka merupakan anggota NII.
Oleh karena itu, mayoritas pendaftar adalah anak-anak yang merupakan pengikut Panji Gumilang, pemimpin NII.
Mereka berasal dari sayap teritorial NII KW 9 yang pada masa lalu memiliki jumlah yang sangat banyak.
Menurut Taufik, jumlah ribuan santri baru yang mendaftar di Ponpes Al Zaytun sebenarnya hanya sebagian kecil dari jumlah orang yang terafiliasi dengan teritorial NII.
Baca Juga:Mumpung Belum Dihapus: 22 List Daftar Game Penghasil Uang Terbaru Bulan Ini 2023Update Manhwa Nano Machine Chapter 160 Bahasa Indonesia Terbaru!
Ia menyebut bahwa pendaftar tersebut adalah orang-orang yang telah terpapar pemikiran radikal dalam teritorial mereka.
Read more:
Kepala Staf Presiden Moeldoko Bantah bekingi Ponpes Al-Zaytun: “Emang Preman kok Jadi Beking?”
Ponpes Al-Zaytun sebagai Cover dari Sayap Teritorial NII
Taufik Hidayat juga mengungkapkan pandangannya bahwa Ponpes Al Zaytun sebenarnya hanya merupakan “cover” atau kedok dari sayap teritorial NII.
Hal ini menjadi sorotan serius karena mengungkapkan adanya pemahaman yang keliru tentang karakter dan tujuan sebenarnya dari lembaga pendidikan tersebut.
Read more:
MUI Sebut Syariat yang Diajarkan di Pesantren Al-Zaytun Indramayu Bukan Syariat Islam
Kontroversi dan Keberatan Netizen
Masyarakat awam pun turut memberikan tanggapannya terhadap fenomena pendaftaran ribuan santri baru Ponpes Al-Zaytun.